"Gak ada yang bisa gantiin posisi Mai." Yang lain mengangguk-angguk. Meski salah satu cewek dari Fakultas Hukum naik dan baru saja melakukan orasi, rasanya tetap berbeda. Orasi gaya Maira biarpun menggebu-gebu anehnya membuat adem. Adem bukan karena wajah Maira yang menyejukkan. Tapi karena bahasanya yang santun dan penuh perasaan. Hanya dengan kata-kata, Maira sangat bisa menarik hati orang untuk terus mendengarkannya dan mengikutinya. Usai turun dari atas panggung yang mereka buat di atas ban-ban, Agha turun. Perasaannya aneh karena tidak bersemangat seperti biasanya. Ia berjalan menuju kerumunan anak-anak BEM. Saat hendak meminta minuman, satu botol telah terarahkan padanya. "Oh, thanks." Gadis itu mengangguk dengan senyuman tipisnya. "Sama-sama, kak." Itu kejadian tak disengaja