32 - Kementrian Sihir

1081 Kata
Setuju dengan rencana Jura, Zeth dan yang lainnya menghabiskan waktu mereka dengan santai di toko es krim milik Lucius yang hampir bangkrut. Meski demikian, Key tidak memberi Lucius belas kasihan dan melahap habis sisa es krim yang tinggal sedikit. Di sisi lain, Lucius juga terlihat tidak peduli. Jura terlihat sedih karena dia tidak kebagian es krim. Melihat hal itu, Lucius menarik Syville ke dalam dapur dan kembali dengan satu mangkuk besar es krim rasa vanilla setelah beberapa jam kemudian. Key hampir berlutut pada Jura untuk mencobanya sedikit, tetapi Lucius tidak mungkin membiarkan Key mengambilnya lagi. Ketika matahari sudah terbenam, dan hari semakin malam, Jura mulai membuat lingkaran sihir yang cukup besar untuk mereka semua. Ketika jam menandakan kalau satu menit lagi sudah tengah malam, Jura membuat penghalang magis yang cukup besar untuk melindungi mereka semua dari gelombang sihir yang dikatakan oleh Jura. Benar saja, ketika detik di jam menandakan tengah malam, tiba-tiba Zeth merasa tubuhnya terdorong oleh sesuatu. Penghalang magis yang melindungi dia dan yang lainnya sedikit bergetar, dan keadaan di sekitar mereka tiba-tiba saja jadi gelap, semua batu sihir yang digunakan sebagai penerangan mendadak mati. Setelah lima menit lamanya, akhirnya Jura menghilangkan penghalang magisnya. "Ayo, selanjutnya kita akan pergi ke rumah kaca yang ada di akademi sihir." Mereka semua mengikuti Jura dalam diam. Entah kenapa Zeth mulai merasa tegang. Setelah beberapa menit berjalan dari gerbang utama akademi, mereka melewati taman yang cukup luas dan beberapa pohon besar sampai akhirnya mereka berada tepat di depan rumah kaca yang belum pernah Zeth lihat. Jura memberi isyarat pada Zeth dan yang lainnya untuk diam dan bersembunyi di balik pohon yang tidak terlalu jauh dari pintu masuk rumah kaca itu. Tidak lama setelah mereka bersembunyi, dalam kegelapan Zeth melihat seseorang berjalan mendekati rumah kaca itu. Mungkin karena orang itu berpikir tidak ada seorang pun di sekitarnya karena gelombang sihir yang membuat semua orang tertidur, orang itu jadi tidak terlalu memerhatikan sekitarnya. Orang itu terdiam sebentar di depan pintu, kemudian dengan mudah ia menciptakan api tanpa mengucapkan matra apa pun. Karena api yang orang itu ciptakan cukup dekat dengan wajahnya, Zeth jadi bisa melihat dengan jelas siapa orang itu. "Aimee?" kata Zeth pelan. Entah suara Zeth yang terlalu kencang, atau pendengaran Aimee yang terlalu tajam. Tubuh Aimee seketika kaku dan langsung melempar api yang ia ciptakan ke arah Zeth, yang untung saja dapat dengan mudah ia tangkis terima kasih pada kelas Pertahanan Sihir yang ia pelajari dengan sungguh-sungguh. Kedua alis Aimee terangkat ketika melihat Zeth. "Ze-Zeth? Bagaimana kau di sini? Kau... apa kau bagian dari Pengikut Sihir Hitam juga!?" Zeth mengerutkan keningnya. "Apa itu Pengikut Sihir Hitam?" "Jangan pura-pura bodoh! Bagaimana kau bisa berada di tempat ini? Bukankah--" Aimee kembali menelan kata-katanya ketika melihat Syville dan yang lainnya keluar dari tempat persembunyian mereka. "Bahkan Syv juga?" "Tenanglah, Aimee... Aku tidak mengerti apa maksudmu dengan Pengikut Sihir Hitam. Bagaimana jika kita membicarakannya dengan tenang?" kata Syville mencoba untuk menenangkan Aimee yang kembali menciptakan api untuk menyerang mereka. "Kau bagian dari Kementrian Sihir, 'kan?" tanya Jura tiba-tiba. Aimee memicingkan matanya pada Jura, tetapi tidak menjawab pertanyaannya. Jura mendesah panjang, kemudian menciptakan kristal es dengan cepat. "Tenanglah, kami berasal dari 'dunia luar', kami berasal dari kota Jorxas." "Jorxas? Apa di sana juga muncul portal besar yang menghisap kekuatan Mana juga?" "Aku akan menjawab semua pertanyaanmu jika kau tidak berniat untuk menyerang kami," kata Jura singkat. Aimee terlihat sedikit ragu, namun setelah melihat tatapan Syville yang terlihat tidak berbohong, akhirnya ia melenyapkan api yang diciptakannya, begitu juga dengan Jura. "Mana temanmu yang satu lagi?" Aimee kembali mengangkat kedua alisnya. "Kau juga tahu tentang Arlo?" Jura tersenyum tipis. "Sebagai seseorang yang berasal dari Kementrian Sihir, bukankah kau sangat ceroboh?" Wajah Aimee langsung cemberut. "Apa yang kau lakukan padanya?" Jura mengangkat kedua bahunya. "Tidak ada. Kami baru sampai tempat ini. Kau juga terkurung di dunia ini sudah cukup lama, 'kan? Bagaimana jika kita berbicara di tempat lain?" Meski terlihat jelas kalau Aimee menatap mereka satu persatu dengan pandangan yang tidak percaya sedikit pun pada mereka, di akhir Aimee tetap menyuruh Zeth dan yang lainnya untuk mengikutinya masuk ke dalam rumah kaca. Di dalamnya, berbagai macam tumbuhan ada di sana. Mulai dari yang kecil dan terlihat indah, sampai yang besar dan terlihat memiliki taring yang tajam. Setelah beberapa menit mengikuti Aimee, Zeth dan yang lainnya sampai di ujung rumah kaca itu, hanya ada dinding besar di depannya. Aimee membungkukkan tubuhnya sedikit dan terlihat seperti mencari sesuatu di atas lantai, beberapa detik kemudian lantai yang dipijak oleh Zeth mulai bergetar dan tiba-tiba saja tidak jauh di depan mereka muncul sebuah tangga menuju ruang bawah tanah. Syville mengerutkan keningnya, kemudian berbisik pada Jura, "Kita harus mengikutinya? Bagaimana jika dia musuh kita?" "Sudah kubilang, tidak perlu khawatir! Dengan kemampuan sihir dan pengalaman bertarung kita, meski ada seribu orang yang menyergap kita di ruang bawah tanah itu, kita tetap akan keluar dari tempat ini tanpa luka sedikit pun!" jawab Jura penuh percaya diri. "Lebih baik juga kalau kita langsung bertemu dengan orang yang membuat kejadian seperti ini, aku sudah muak berapa di dunia ini," tambah Lucius singkat. "Kita juga masih harus menyelesaikan misi itu..." tambah Key terdengar malas. Syville masih terlihat ragu, tetapi karena ia kalah suara akhirnya mereka melanjutkan perjalanan mereka mengikuti Aimee. Tidak ada seorang pun yang berbicara ketika mereka menuruni anak tangga yang menuju ruang bawah itu, hanya terdengar suara langkah kaki mereka yang memantul di dinding yang terbuat dari batu, ditambah dengan minimnya sumber cahaya, membuat perjalanan mereka sedikit menyeramkan. Akhirnya, di ujung tangga itu terdapat sebuah pintu besar yang terbuat dari besi, dengan mudah Aimee mendorongnya dan langsung masuk ke dalamnya. Ia melemparkan pandangannya pada Zeth dan yang lainnya untuk ikut masuk ke dalamnya. "Aimee, kenapa kau terlamba..." Arlo menghentikan perkataannya setelah melihat Zeth dan yang lainnya masuk ke dalam ruangan itu. "Apa maksudnya ini, Aimee?" "Uhh... Zeth?" Zeth melihat seseorang yang sangat tidak asing di sebelah Arlo. Dengan kening berkerut, Zeth balik bertanya, "Kyle?" "Kalian berdua saling kenal?" tanya Arlo. "Itu... Kau ingat perkataanku tentang seseorang yang tiba-tiba saja muncul menjadi teman satu kamar asramaku?" jawab Kyle. Arlo mengerutkan keningnya. "Kenapa kau tidak bilang padaku kalau orang itu adalah Zeth?" Kyle mengedipkan matanya beberapa kali. "... Kau hanya menyuruhku untuk mengawasinya!" Arlo mengusap wajahnya dengan keras berusaha untuk menghilangkan pusing di kepalanya. "Kenapa kau membawa mereka, Aimee?" Belum sempat Aimee menjawab, dengan cepat Jura berkata, "Aku berasal dari Kementrian Sihir yang ada di kota Jorxas. Aku bisa membantumu untuk menyelesaikan masalah ini." Tidak hanya Arlo, tetapi Aimee, Kyle, Zeth dan yang lainnya hanya bisa menatap Jura dengan bingung. []
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN