Tiba-tiba mata Syville terbuka lebar, dan ia langsung duduk dari posisi berbaringnya dengan cepat. Tidak hanya Zeth, tetapi Jura dan Key juga terkejut dibuatnya. Belum sempat Zeth bertanya, Syville kembali terbatuk lebih keras dari sebelumnya.
Jura langsung mengambil air untuk Syville minum cepat-cepat. Dengan air mata yang mulai membasahi matanya, Syville berkata, “Sungguh, sup buatanmu itu sangat pedas, Key!”
Mendengar kalimat itu, Zeth, Jura dan Key langsung mendesah lega. “Kau iniii! Sempat membuatku khawatir!” kata Jura yang langsung memeluk Syville dengan erat.
“Maaf, beberapa hari ini kepalaku terasa tidak jernih. Apa seseorang menggunakan sihirnya untuk menipu kita?”
Jura menganggukkan kepalanya, kemudian menceritakan semua kejadian yang terjadi beberapa hari ini, ia juga menambahkan beberapa penemuannya yang baru. Key sudah mendengar sebagian besar, jadi ia memilih untuk menjaga pintu masuk ruang kesehatan, khawatir ada seseorang yang mendengar percakapan mereka.
Kening Syville semakin berkerut ketika Jura selesai menceritakan semuanya pada Syville. “Maaf. Meski aku sadar ada sesuatu yang salah ketika bertemu pertama kali dengan Zeth, aku tidak bisa menangkap apa itu. Lalu, bagaimana dengan Lucius?”
Jura mengangkat kedua bahunya. “Sejauh ini aku belum menemukan di mana Lucius dan Airella berada. Oh, apa kau pernah melihat gambar ini di suatu tempat?” Jura memberi Syville dua lembar kertas yang ia perlihatkan pada Zeth sebelumnya. Sebuah logo dengan gambar Serigala di tengahnya dan juga lingkaran sihir.
Syville mengusap dagunya dengan ragu. “Untuk lingkaran sihir ini … aku baru pertama kali melihatnya. Tetapi, untuk logo serigala ini aku pernah melihatnya.”
“Benarkah? Di mana itu? Apa kau mengingatnya?” tanya Jura semangat.
“Di ruang OSIS,” jawab Syville singkat.
Zeth tidak tahu apa itu OSIS. Tetapi tidak dengan Jura, karena dulu ia juga menjadi bagian dari OSIS di sekolah sihirnya.
“Tunggu, sekolah ini juga ada OSIS?” tanya Jura terkejut. Selama ini ia tidak tahu ada organisasi seperti itu di akademi ini. Zeth yang tidak tahu apa-apa hanya terdiam mendengar percakapan mereka.
“Itu benar. Aku pernah mengunjungi ruang OSIS ketika dipanggil oleh ketuanya. Mereka memintaku untuk bergabung dengan mereka sebagai perwakilan angkatan kelas satu …”
“Lalu bagaimana? Apa kau menerimanya?”
Syville menggelengkan kepalanya. “Saat itu aku masih belum yakin. Tetapi, jika aku bergabung sebagai OSIS dan bisa menyelesaikan masalah di tempat ini dan kembali ke kota Jorxas, aku akan melakukannya.”
“Lakukan! Sebagai anggota OSIS, kau bisa memeriksa akademi ini seluruhnya! Jadi, seseorang yang menciptakan dunia ini tidak akan terlalu curiga padamu. Di sisi lain, aku bisa mempelajari beberapa hal dengan peranku sebagai profesor, dan Key bisa mencari beberapa petunjuk di luar akademi dengan perannya sebagai Juru Masak!”
“Lalu … bagaimana denganku?” tanya Zeth yang merasa dilupakan.
Jura menjepit dagunya di antara jari telunjuk dan ibu jarinya. “Bagaimana jika kau ikut mendaftar jadi anggota OSIS juga, Zeth? Selain bisa lebih mudah mencari petunjuk di sekitar akademi ini, kau juga bisa melindungi Syville.”
Zeth dan Syville saling tukar pandang, kemudian Syville mengangguk dan berkata, “Aku akan pergi ke ruang OSIS setelah kelas terakhir selesai. Aku juga akan bertanya pada murid yang menjadi ketua OSIS apa aku bisa mengajak seseorang untuk bergabung …”
“Baiklah, sepakat! Karena jam istirahat makan siang sebentar lagi selesai, aku pergi terlebih dahulu!” kata Jura yang mulai berlari keluar ruang kesehatan sambil melambaikan tangannya. “Setelah ke ruang OSIS, mampir ke taman dekat kantin lagi, ya!” sahut Jura dari jauh. “Kau juga, Key!”
“Tentu,” Key menjawab Jura tanpa ragu. “Kalau begitu, aku juga harus kembali ke dapur. Aku masih lapar!”
“Bagaimana denganmu, Syville? Apa kau masih butuh istirahat? Apa racun di dalam tubuhmu sudah hilang?” tanya Zeth yang khawatir.
Key memukul bahu Zeth dengan keras. “Apa maksudmu dengan ‘racun’!?”
Zeth tersenyum tipis sambil mengusap bahunya yang sakit. “Maksudku obat untuk menghilangkan ilusi dunia ini.” Mendengar koreksi dari Zeth, Key mengangguk puas.
Syville tertawa geli, kemudian berkata, “Aku sudah baikkan, dan perutku juga masih lapar. Ayo kembali ke kantin sebelum jam istirahatnya selesai!”
.
.
Zeth dan Syville berjanji untuk bertemu di tangga dekat koridor utama setelah kelas terakhir mereka selesai. Setidaknya, mereka hanya butuh naik dua lantai lagi dan berjalan beberapa menit untuk sampai di ruang OSIS yang berada di lantai paling atas.
Mereka tidak perlu bertanya di mana ruang OSIS berada. Karena, setelah sampai di lantai empat, hal pertama yang menarik perhatian mereka adalah sebuah pintu yang sangat besar dengan stilir berwarna emas, di depan pintu itu terdapat karpet berwarna merah menyala dengan tulisan ‘Selamat Datang!!’ dengan tanaman hias di sampingnya. Untuk memperjelas bahwa ruangan itu adalah ruang OSIS, di bagian atas pintu besar itu terpahat tulisan !! RUANGAN OSIS !! berwarna emas di atas kayu jati. Entah siapa yang memilih dekorasi seperti itu, yang jelas Zeth tahu pasti orangnya sangat eksentrik[1].
“Jangan terkejut dulu, Zeth. Kau belum melihat bagian dalam ruangan ini,” bisik Syville pelan. Mendengar kalimat itu, Zeth semakin tidak ingin masuk ke dalamnya.
Syville hanya tersenyum geli, kemudian tanpa ragu sedikit pun ia mengetuk ruangan itu. Dari dalam, Zeth langsung mendengar balasan dan beberapa detik kemudian pintu ruangan itu terbuka.
“Oh, Syv! Apa kau ada keperluan di ruang OSIS?” tanya seorang siswa dengan potongan rambut pendek berwarna merah menyala.
“Selamat sore, Ketua OSIS!” kata Syville sambil tersenyum ramah. “Umm … untuk tawaranmu beberapa hari lalu …”
“Oh! Apa kau sudah memikirkannya? Apa kau ingin bergabung?” kata seseorang yang ternyata adalah ketua OSIS. Zeth menyipitkan matanya, melihat dari ujung kaki sampai ujung kepala orang ini. Sepertinya bukan orang ini yang memilih dekorasi di luar …
Merasa tatapan dari Zeth, Ketua OSIS itu memalingkan wajahnya pada Zeth. Matanya masih tertutup dengan senyuman di wajahnya. “Oya? Apa dia pacarmu, Syv?”
Wajah Syville langsung memerah, dengan cepat ia berkata, “Bu-bukan! Perkenalkan, ini temanku, Zeth. Ia juga murid angkatan kelas satu …”
“Selamat sore …” kata Zeth sambil menganggukkan kepalanya.
“Zeth, perkenalkan. Ini Ketua OSIS, dia kelas tiga tahun ini.”
“Haha, namaku bukan Ketua OSIS, kau tahu? Panggil saja aku Arlo,” kata Ketua OSIS sambil mengangkat tangannya, memberi gerakan untuk berjabat tangan dengan Zeth. Zeth membalas jabatan tangannya, yang entah kenapa seperti ada yang seseorang yang meniupkan angin di belakang lehernya.
Masih dengan matanya yang tertutup, dan senyuman di wajahnya, Arlo meminta Syville dan Zeth untuk masuk ke dalam ruang OSIS. Tidak ada siapa pun di dalam ruangan itu, tetapi suasana di dalam sana terasa cukup ramai.
Entah siapa yang mengizinkan seseorang memasang kain berenda yang memiliki tujuh warna seperti pelangi di setiap sudut dinding ruangan. Tidak hanya itu, untuk dinding yang tidak terhalang kain berenda itu memiliki wallpaper[2] mozaik yang hampir membuat mata Zeth sakit. Beberapa dreamcatcher[3] juga tergantung di setiap sudut jendela yang ada di sana. Setiap barang yang ada di ruangan itu, seperti meja, kursi, sofa, lemari, rak buku berwarna putih berukir stilir indah dengan corak berwarna emas, sedangkan seluruh lantai ruangan itu dilapisi oleh karpet berwarna merah menyala.
Entah kenapa, Zeth merasa dekorasi ruangan ini dipaksakan untuk memuaskan beberapa orang dengan selera berbeda. Yang jelas, Zeth tidak ingin lama-lama di ruangan ini. Tetapi, yang lebih menarik perhatian Zeth dari pada ruangan yang menurutnya sangat kacau balau ini adalah sebuah ukiran yang ada pada kursi dengan sandaran lengan yang berada di belakang meja besar. Permukaan meja itu penuh dengan tumpukan kertas yang hampir membentuk gunung kecil, di belakang kursi itu terdapat jendela yang sangat besar.
Arlo berjalan ke arah kursi itu dan duduk di sana sambil melipat tangannya di d**a. Karena kursi itu membelakangi jendela, tubuh Arlo terlihat seperti siluet, membuat kesan yang misterius. Dengan senyuman yang masih terpasang di wajahnya, ia berkata, “Jadi, ada yang bisa kubantu sore ini, Syv?” []
Note:
[1] Eksentrik: aneh; ganjil; tidak wajar
[2] Wallpaper: Wallpaper adalah bahan yang digunakan dalam dekorasi interior untuk menghias dinding interior bangunan domestik dan publik. Biasanya dijual dalam gulungan dan diaplikasikan ke dinding menggunakan lem wallpaper.
[3] Dreamcatcher: adalah lingkaran willow buatan tangan, yang dianyam jaring atau benang.