Blurb
WARNING!!
Cerita ini memang banyak konflik. Siapkan hati kalian untuk baca cerita ini. Yang ngga suka berbau perselingkuhan dilarang mendekat.
Silakan tap Love jika suka ceritanya dan tunggu notif untuk kelanjutan ceritanya ya ^^.
***
"Mas, apa ini?!" Tanya Mayang saat menerima berkas dari pengadilan. Bukannya ia tidak tahu apa isi dari berkas pemberian suaminya itu, tapi yang ia pertanyakan adalah untuk apa Gion Ginanjar suaminya memberinya berkas perceraian.
"Kamu bisa baca kan itu apa? Jadi aku ngga perlu kasih tahu kamu itu apaan. Sudah tertulis dengan jelas di sampul berkasnya," ucap Gion tenang.
"Maksud aku... Ngapain Mas kasih aku berkas ini Mas? Mas ngga bermaksud akan..."
"Iya Mayang. Aku mau kita bercerai."
"Apa?! Bercerai Mas? Tapi mengapa kita harus bercerai? Hubungan kita baik-baik saja selama ini. Kita bahkan akan program kehamilan lagi awal bulan ini."
"Maafin aku May. Tapi sepertinya aku ngga bisa melanjutkan rencana kita. Semua yang kita rencanakan hanyalah impian belaka."
"Mas jangan becanda deh. Ngga lucu tahu!"
"Aku ngga becanda, Mayang. Aku serius. Aku mau kita cerai atau kalau kamu bersedia kita poligami."
"Poligami?! Apaan lagi itu?! Mas please dong jangan bertingkah yang aneh-aneh. Cerai lah, poligami lah. Please dong mas kalo ngomong jangan berbelit-belit."
Gion menghela nafasnya. Tatapannya semakin intens menatap Mayang yang dibuat penasaran akan semua tingkahnya.
"Oke. Aku ngga akan berbelit-belit lagi. Aku akan jujur sama kamu tentang apa yang tengah terjadi di antara kita." Gion menarik nafasnya sejenak. "Nancy hamil. Dia mengandung anak ku."
Jedeeeeeerrrrrr
"Nancy mengandung anak ku. Maafkan aku May."
Bagai petir di siang bolong, Mayang terkulai lemas di sofa mendengar pengakuan Gion. Nancy hamil? Anaknya Mas Gion? Bagaimana bisa dia hamil anaknya Mas Gion? Bukankah Nancy akan segera menikah...
Begitu banyak pertanyaan yang berseliweran di kepala Mayang tentang Gion dan kehamilan Nancy. Ia menatap Gion yang juga tengah menatap kearahnya.
"Mas... Ini ngga masuk akal."
"Aku tahu May tapi inilah kenyataannya. Kenyataannya aku telah berselingkuh di belakang mu bersama Nancy. Tanpa sepengetahuan kamu, kami menjalin hubungan hampir 6 bulan. Aku ngga menyangka Nancy lalai meminum obat pencegah kehamilannya dan — kini Nancy hamil. Dia hamil anak ku," ucap Gion datar tanpa rasa penyesalan sedikit pun.
"Kamu yakin Nancy mengandung anak kamu, Mas? Dia bisa saja mengandung anak orang lain dan mengatakan kalau anak yang dia kandung adalah anak kamu." Mayang tidak ingin mempercayai itu. Gion suaminya tidak mungkin berselingkuh darinya.
"Dia pasti sengaja merekayasa semuanya. Aku ngga sangka dia menusukku dari belakang. Dia sahabatku sekaligus musuh dalam selimut! Dia sengaja menjebak kamu kan Mas!"
"Aku sudah melakukan pemeriksaan pada janin yang di kandung oleh Nancy dan 99,9% bayi yang di kandung Nancy adalah anak ku."
Mayang menangis mendengar pengakuan itu. Tapi lagi lagi Gion tidak merasakan penyesalan sedikit pun untuknya. Itu yang paling membuat Mayang sakit hati.
"Kenapa Mas? Kenapa Mas melakukan ini pada ku?! Aku salah apa Mas?"
"Kamu ngga salah apa-apa Mayang. Kamu adalah isteri yang baik."
"Lalu kenapa? Kenapa Mas masih selingkuh di belakang aku sementara Mas tahu aku isteri yang baik!" Mayang menjerit kesal meluapkan kekesalan hatinya karena di khianati.
"Semua terjadi begitu saja tanpa kami sadari."
"Jika tahu wanita ular itu akan menggoda suamiku, mungkin sejak dulu aku tidak akan menawarkan pekerjaan kepadanya! Dasar wanita s****l!!"
"Diam kamu Mayang!"
Mayang terkejut mendengar bentakan Gion kepadanya. Matanya berkedip beberapa kali, mencoba meyakinkan kalau Gion benar benar membentaknya.
"Jangan menghina Nancy! Dia Ibu dari anak ku sekarang. Jangan pernah kamu menghina dia di depan ku!"
"Kamu.... Kamu berani membentak aku demi membela dia Mas!"
"Kenapa?! Apa aku salah membela wanita yang tengah mengandung anak ku?!"
"Tapi aku isteri kamu Mas!"
"Kamu memang masih isteri aku, tapi sebentar lagi akan menjadi mantan. Aku masih berbaik hati mengajak mu untuk bercerai, tapi kamu malah bersikap seperti ini. Cepat tanda tangan dan kita akan bercerai!" Putus Gion sembari beranjak dari duduknya.
"Ku harap kamu tidak mempersulit perceraian kita. Aku mau segera menikahi Nancy sebelum perutnya membuncit."
Gion pergi begitu saja dari rumah. Mayang berlari mengejar suaminya yang sudah tahu akan pergi ke rumah Nancy. Gion mengabaikan teriakan Mayang di kaca mobilnya yang memintanya untuk jangan pergi.
Pria itu tidak menghiraukannya dan tetap pergi dari rumah. Mayang terjatuh saat mengejar suaminya. Air matanya berderai air mata. Rasa sakit di lutut dan sikunya karena terjatuh tidak sebanding dengan rasa sakit akibat pengkhianatan yang dilakukan oleh suami dan sahabatnya sendiri.
Mayang segera berlari ke dalam rumah untuk mengambil kunci mobil. Ia harus mengejar Gion yang pastinya belum pergi jauh. Dengan kecepatan tinggi, Mayang segera menyusul Gion ke rumah Nancy.
Mayang berteriak memaki sepanjang jalan karena terjebak macet dan lampu merah. Setibanya di rumah Nancy, Mayang melihat mobil Gion terparkir di garasi rumah. Mayang turun dari mobilnya dan segera masuk ke area rumah.
Rumah Nancy terlihat gelap. Hanya beberapa lampu taman yang menyala. Mayang masih bersikap waras untuk tidak melakukan onar di rumah pelakor. Ia mencari cara untuk bisa masuk ke dalam rumah. Tapi baru saja beberapa langkah berjalan ke belakang rumah, Mayang mendengar suara desahan orang yang tengah berhubungan intim.
Mayang kembali menangis sambil menutup mulutnya. Ia hafal dengan suara pria dan wanita yang tengah mendesah hebat di dalam kamar. Mengikuti rasa penasarannya, Mayang mencari celah untuk melihat isi di dalam kamar tersebut.
Mayang melihat Gion tengah bergerak cepat menggauli Nancy yang terlihat bergelenjotan akibat tumbukannya. Layaknya pasangan suami isteri yang saling merindukan satu sama lain, Gion dan Nancy terlihat begitu menikmati penyatuan mereka di atas ranjang.
Tetiba Mayang merasakan mual melihat tingkah menjijikan keduanya. Ia ingin pergi dari sana tapi kakinya tertahan. Mayang berusaha mengerakkan kakinya tapi tertahan.
Kakinya baru bisa digerakkan setelah mendengar jerit keenakan dari Gion dan Nancy yang baru saja menyelesaikan ronde pertama mereka.
Dengan langkah goyang, Mayang kembali masuk ke dalam mobil dan segera pergi meninggalkan rumah itu. Hatinya benar-benar hancur berantakan. Pria yang ia kira bagai malaikat disaat hidupnya hancur setelah perceraian keduanya kini berubah menjadi evil yang terus melukai hatinya.
Tak lupa sahabatnya yang selama ini tahu perjuangannya selama ini untuk bahagia, ikut-ikutan menusuknya dari belakang. Dia menggoda suaminya dan terang-terangan mengandung benih dari suaminya. Keduanya telah menorehkan luka yang cukup dalam dan berbekas di hidup Mayang.
Tidak akan pernah ia lupakan pengkhianatan yang mereka lakukan selama ini terhadapnya. Saat itu yang Mayang pikirkan adalah apa salahnya selama ini hingga membuat suaminya sendiri berselingkuh.
•TO BE CONTINUE •