7. Jangan Melewati Batasanku

1497 Kata
Pukul satu pagi Cassalyn baru kembali ke kediamannya setelah beberapa saat lalu dia berpisah dengan teman-temannya di klub malam. Sebuah kebetulan mobil Rainero juga tiba di kediaman itu di waktu yang sama. Cassalyn tidak langsung masuk ke kediamannya melainkan menunggu Rainero. Wanita itu menunggu Rainero dengan sedikit senyum di wajahnya. Bukankah dia dan Rainero berjodoh? Mereka bahkan datang di saat yang sama. "Suamiku kau pulang di waktu yang sangat tepat." Cassalyn tersenyum ringan. Rainero tidak merespon dengan baik kata-kata Cassalyn. Pria ini telah bertemu dengan keluarga empat sahabat Eric. Mereka sepakat untuk menuntut Cassalyn agar wanita itu di penjara. "Cassalyn, kau masih bisa bersenang-senang setelah memukuli orang lain." Rainero berkata dengan sinis. Cassalyn tersenyum geli. "Apakah Eric mengadu padamu? Ckck, berapa usianya, dia bahkan tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri." "Kau benar-benar mengerikan! Kau memukuli orang lain, tapi tidak merasa bersalah sedikit pun. Eric dan empat temannya mengalami patah tulang karena kau!" "Mereka pantas mendapatkannya." Cassalyn berkata acuh tak acuh. Lihatlah suaminya yang luar biasa ini, dia bahkan tidak repot bertanya lebih dahulu kenapa dia memukuli orang-orang itu. Rainero hanya tahu cara berkata sinis padanya. "Cassalyn, kau pikir sebagai penerus keluarga Atlante kau bisa menganiaya orang lain sesuka hatimu? Apakah kau berpikir Eric dan empat sahabatnya tidak memiliki orangtua? Kali ini kau akan mendapatkan hukuman dari perbuatanmu. Kau akan dituntut karena penganiayaan." "Aku akan menunggu panggilan dari pengadilan kalau begitu." Cassalyn tidak takut sedikit pun. Dia hanya membela dirinya bukan menganiaya orang lain. "Jika tidak ada yang ingin kau katakan lagi, ayo masuk dan lakukan tugasmu." "Menjijikan! Saat ini kau bahkan masih memiliki keinginan untuk bercinta." Cassalyn menatap Rainero dengan seksama. "Kenapa aku harus terganggu dengan para pecundang itu? Mereka bahkan tidak bisa mengalahkan satu perempuan, menggelikan." "Cassalyn, sebentar lagi keangkuhanmu akan membawa malapetaka bagi dirimu sendiri. Aku pasti akan mengirimmu ke penjara, setelah itu aku akan menceraikanmu!" "Rainero, jika kau benar-benar bisa mengirimku ke penjara. Aku tidak akan mempersulitmu dalam menceraikanku." Cassalyn berkata dengan serius. "Sekarang ayo masuk ke dalam dan berikan aku spermamu." Cassalyn menatap Rainero sejenak, lalu kemudian dia berbalik dan melangkah masuk ke bangunan utama kediaman megah itu. Kedua tangan Rainero mengepal kuat. Harga dirinya benar-benar diinjak-injak oleh Cassalyn. Wanita itu memperlakukannya seperti seorang pemuas nafsu belaka. Keinginan Rainero untuk mengirim Cassalyn ke penjara menjadi semakin besar. Akan tetapi, sebelum dia bisa melakukan itu dia masih harus melakukan tugasnya. Mau tidak mau dia segera menyusul Cassalyn. Seperti sebelumnya, pria itu memulai tanpa pemanasan. Dia melakukannya dengan kasar dan tanpa perasaan sedikit pun. "Suamiku, kejantananmu cepat sekali tegang. Dia tampaknya sangat menyukai tubuhku." Cassalyn menyeringai kecil. Rainero enggan mengakui hal itu, tapi faktanya memang seperti itu. Kejantanannya bereaksi dengan cepat jika dihadapkan dengan tubuh telanjang Cassalyn. Bahkan hanya dengan melihat wanita itu tanpa busana saja celananya akan menjadi sangat sesak. Sebelumnya Rainero dan Raphine tidak pernah melakukan lebih dari sekedar berpelukan atau berciuman. Mereka menjalani kisah cinta platonis yang tidak melibatkan gairah. Namun, Rainero bukan tidak pernah melihat Raphine telanjang. Pernah satu kali Raphine mabuk dan muntah, Rainero membawa Raphine ke tempatnya dan menggantikan pakaian wanita itu. Dan pada saat itu kejantanannya tidak bereaksi sama sekali. Rainero meyakini bahwa dia tidak memiliki pikiran kotor terhadap Raphine sehingga dia tidak b*******h sama sekali. Hanya saja dihadapkan dengan Cassalyn kemarin, Rainero mengalami sesuatu yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Rainero yakin dia membenci semua perempuan kecuali Raphine karena dia mengalami hal-hal mengerikan yang dilakukan oleh ibunya, makhluk berjenis kelamin perempuan. Sering kali Rainero merasa dia akan membunuh wanita ketika wanita itu berani menyentuh atau mendekatinya, tapi dengan Cassalyn berbeda. Meski dia tidak pernah menyukai wanita itu dan kepribadiannya, tapi tidak dengan tubuhnya. Dia tidak merasa seperti dia akan mual atau muntah, dia tidak akan merasa tertekan atau tidak aman. Selain perasaan itu dia juga merasakan hasratnya sebagai seorang pria tersalurkan. Tubuhnya merasa lebih ringan dan segar. Rainero mengetahui semua hal itu dengan baik, tapi dia enggan mengakui bahwa dia menyukai tubuh Cassalyn. Dia meyakini bahwa hal itu terjadi karena dia adalah pria normal yang harus menyalurkan gairahnya. "Itu semua karena aku adalah pria normal." Rainero hanya membalas singkat. Pria itu menghentikan pembicaraan dengan membalik tubuh Cassalyn. Mereka memasuki ronde kedua yang sama panjangnya dengan ronde pertama. Rainero tetaplah seorang pria. Meski akal pikirannya mengatakan bahwa dia sangat enggan b******a dengan Cassalyn, tapi tubuhnya merasa satu sesi tidak cukup. Rainero menjadi rakus dan serakah. Setelah sesi kedua berakhir, Rainero merasa mengantuk. Dia akhirnya jatuh terlelap di sebelah Cassalyn. Pria itu tidak menyadari sama sekali bahwa aroma lavender yang dia hirup merupakan obat untuk membantunya tidur lebih cepat. Cassalyn melihat Rainero yang tertidur di sebelahnya, wanita ini memiliki penyakit insomnia yang cukup parah, oleh sebab itu dia selalu menggunakan minyak esensial untuk membantunya mengatasi insomnia. Dia menyadari dalam dua hari ini Rainero pasti tidak memiliki waktu tidur yang baik, oleh sebab itu dia menyalakan diffuser, dan benda itu berhasil membuat Rainero tertidur. Cassalyn tersenyum getir, dia mengkhawatirkan pria yang tidak tidur untuk wanita lain. Sungguh sangat menggelikan. ** Rainero terbangun saat sinar matahari masuk melalui jendela kaca yang tidak tertutupi tirai. Pria itu menatap ke langit-langit kamar yang jelas bukan miliknya, tapi tidak asing lagi di matanya. Kening pria itu berkerut, bagaimana dia bisa tidur di kamar Cassalyn semalam? Hal terakhir yang pria itu ingat adalah dia selesai b******a dengan Cassalyn, lalu setelah itu dia merasa matanya sangat berat dan akhirnya terlelap. Dia jelas-jelas tahu bahwa dia memiliki kebiasaan sulit tidur, lalu bagaimana bisa semalam dia tidur begitu mudah? Saat Rainero mencoba mencari tahu atas jawabannya sendiri, wajah pria itu mengeras. Dia mencium bau lavender sebelumnya, dan dia yakin itu adalah minyak esensial yang digunakan oleh Cassalyn sehingga membuatnya tertidur. Rainero segera turun dari tempat tidur, pria itu memakai pakaiannya lalu keluar dari kamar Cassalyn dengan wajah marah. "Di mana Nona Cassalyn?" tanya Rainero pada seorang pelayan yang dia temukan di sekitarnya. "Nona Cassalyn ada di dapur saat ini." "Bawa aku ke dapur!" "Baik, Tuan." Pelayan yang mengantar Rainero merasa sedikit gemetar karena dihadapkan dengan wajah marah dan aura dingin Rainero. Meski Cassalyn sangat tegas dan menyendiri, di kediaman itu sangat jarang Cassalyn menunjukan wajah marahnya. "Tuan, itu adalah dapur." Pelayan menunjuk ke arah dapur. "Kau bisa pergi!" "Ya, Tuan." Pelayan segera undur diri. Rainero melangkah lebih dekat ke dapur, tapi tiba-tiba langkahnya terhenti ketika dia mendengar sesuatu yang dikatakan oleh Casalyn. "Jangan menggunakan kacang, Tuan Rainero alergi terhadap kacang. Di masa depan pastikan untuk mengingat tentang hal ini baik-baik." "Baik, Nona." Seorang wanita menjawab ucapan Cassalyn. Rainero tertegun sejenak, kenapa Cassalyn mengetahui tentang alerginya terhadap kacang? Padahal tidak banyak orang tahu tentang hal itu. Alerginya terhadap kacang telah dirahasiakan untuk alasan keamanannya. "Selain itu, Tuan Rainero juga membenci makanan yang terlalu berminyak, pedas dan terlalu manis. Jika suatu hari kau akan membuat makan malam untuknya, pastikan untuk memperhatikan tentang hal itu." "Saya akan mengingatnya dengan baik, Nona." Rainero semakin terkejut, bagaimana Cassalyn bisa mengetahui tentang makanan yang tidak dia sukai? Saat Rainero sibuk memikirkan dari mana Cassalyn mengetahui dua hal penting dalam hidupnya itu, Cassalyn telah melangkah menuju ke arahnya. Cassalyn mengerutkan keningnya. Apakah Rainero mendengarkan percakapannya dengan kokinya tadi? "Apa yang kau lakukan di sini, Suamiku?" "Cassalyn, kau benar-benar menjijikan! Untuk menahanku di kediaman ini semalam kau memakai obat tidur sehingga aku tertidur di kamarmu." Rainero memilih untuk tidak membahas mengenai apa yang ia dengar tadi. Dia akan menyelidikinya sendiri, hanya ada beberapa orang yang mengetahui tentang dua hal itu. Jadi dia pasti akan menemukan sumbernya. Dari apa yang dikatakan oleh Rainero, Cassalyn bisa menilai bahwa Rainero tidak mendengar apa yang dia katakan tadi. "Kau benar, aku menggunakan obat tidur untuk menahanmu di kediaman ini. Apa yang salah dengan itu kau adalah suamiku." Cassalyn berkata dengan tenang. Dia tidak mengatakan alasan yang sebenarnya karena dia tahu Rainero pasti akan meragukan kata-katanya, jadi daripada diragukan ketulusannya lebih baik dia dipandang buruk oleh Rainero. Rahang Rainero mengeras. "Kau benar-benar wanita tercela, Cassalyn!" "Suamiku, jika kau tidak menghabiskan malam denganku lalu dengan siapa kau akan melakukannya? Tunanganmu? Jangan konyol, kau adalah suamiku. Aku lebih berhak kau temani di malam hari daripada wanita itu." "Dengarkan aku baik-baik, Cassalyn. Jangan melewati batasanmu atau aku akan benar-benar menghancurkanmu!" Rainero menatap Cassalyn marah. Dia melakuan tugasnya untuk b******a dengan Cassalyn agar wanita itu segera mengandung, tapi bukan berarti dia bersedia untuk menemani wanita itu sepanjang malam seperti pasangan menikah yang sebenarnya. Cassalyn tersenyum kecil. "Suamiku, ancamanmu membuatku semakin ingin melewati batasanku." Urat leher Rainero mengencang, jika tatapan bisa membunuh maka saat ini Cassalyn pasti telah mati berkali-kali. Rainero tidak membalas kata-kata Cassalyn lagi, dia berbalik dan meninggalkan wanita itu. Dia akan segera mengirim Cassalyn ke penjara, dengan begitu dia tidak perlu berurusan lagi dengan wanita menjijikan seperti Cassalyn. Melihat Rainero pergi, senyum di wajah Cassalyn lenyap. Dia kedinginan oleh sikap dingin Rainero terhadapnya. Cintanya terhadap pria itu benar-benar sia-sia, tapi meski tahu sia-sia dia masih tetap mencintai pria itu. Cassalyn berbalik, dia mellihat ke arah, Maera. Koki di kediamannya. "Tidak perlu membuatkan sarapan untuk Tuan Rainero, dia sudah pergi." "Baik, Nona," jawab Maera. tbc
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN