Rintik hujan pagi ini selaras dengan jatuhnya setitik air mata di pipi Renata. Pagi ini dia menyempatkan diri mengantar sang suami sampai ke bandara. Di dalam mobil Renata harus menebalkan telinga saat ponsel Arkan terus saja berdering, namun suaminya itu enggan menjawabnya. Saat Renata menawarkan bantuan untuk menjawabnya karena Arkan tengah menyetir, dengan cepat suaminya itu menolak. "Re, aku pergi sekarang ya, sekali lagi maaf," ucap Arkan saat dirinya sudah sampai di bandara. "Nggak ada yang perlu di maafkan Mas, kamu memang sudah seharusnya mengutamakan yang menurutmu lebih penting." Ucapan Renata terasa menusuk hati Arkan, dia tahu Renata sebenarnya marah. Tapi marah-marah dengan membabi buta bukanlah tabiat istrinya. "Aku janji Re, minggu depan aku akan pulang lagi." "Jangan j