Dhara terpekik saat gelas yang sudah hampir menyentuh bibirnya tiba-tiba di tampik oleh tangan seseorang yang tak lain adalah Arya sang pemilik rumah. "Kamu apa-apaan hah?! Jangan membuat kerusuhan di sini, kamu pikir kalau sampai kamu meninggal di rumah ini bukan saya yang repot? Jangan pernah lakukan hal seperti ini lagi saya mohon." Dhara memerosotkan tubuhnya ke lantai menatap cairan dari gelas itu mengalir mengotori lantai. Ternyata Tuhan belum menghendaki ajalnya tiba hari ini. "Beri satu alasan, untuk apa saya tetap harus bertahan hidup, Arya?" "Kalau ada banyak, kenapa cuma minta satu alasan?" tanya Arya sinis. Dhara menatap wajah Arya, menuntut jawab dari lelaki itu. "Mau denger cerita?" Dhara tak menjawab, tetapi Arya lalu ikut duduk di lantai dan memulai sebuah kisah. "D