Malam harinya. Livy segera menarik selimut dan menutupi tubuhnya dengan selimut tersebut. Ia rebahkan tubuh dalam posisi ternyamannya, dengan menyamping dan dengan membelakangi lelaki, yang setiap malam hobi sekali memandanginya seperti sekarang ini. "Kamu sudah mau tidur?" tanya Samuel. "Iya. Ngantuk." "Ya sudah. Tidur saja kalau begitu," ucap Samuel yang kini mendekat dan menarik selimut sampai ke leher Livy. Tidak ada drama pemaksaan lagi malam ini. Meskipun ingin, tapi Samuel tetap berusaha menahan diri, karena hal itu demi anaknya juga. Namun, bila anaknya nanti sudah lahir, tidak akan ada ampun lagi. Ia pastikan, untuk membuat anaknya yang baru lahir segera menjadi seorang kakak. "Besok, kita jalan-jalan saja ya? Ke tempat yang dekat saja. Supaya kamu tidak jenuh di rumah teru