Jangan Pernah Lepaskan Tanganmu Dariku

1885 Kata

Hanya menghabiskan setengah batang rokok saja. Samuel sudah kembali lagi ke dalam kamar dan melihat Livy, yang kini sudah berada di atas ranjang lagi dan sudah menutup sebagian tubuhnya dengan selimut. "Sudah selesai?" tanya Samuel yang sudah berada di sisi ranjang sekarang. "Iya," balas Livy sembari mengangguk pelan. "Lapar tidak? Ingin camilan? Nanti aku suruh pelayan membawakannya untuk kamu." "Tidak usah. Aku sedang tidak ingin." "Kenapa?? Biasanya kamu suka sekali makan. Atau sedang ingin apa? Katakan saja, nanti aku belikan." "Tidak mau. Aku cuma mau keluar rumah. Bosan di kamar terus. Padahal hari ini, aku ada jadwal kelas menari juga." Raut wajah Samuel berubah masam. Yang Livy ucapkan hanya kelas menari. Tapi, pikirannya malah sudah sampai kemana-mana, termasuk dengan samb

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN