Raveno : Keadaanmu sudah mendingan? Maaf aku tidak menunggumu bangun. Khatrine menggenggam erat ponselnya, setelah membaca pesan yang dikirim Raveno sekitar 2 jam yang lalu. Ia lantas memejamkan mata sembari menghela nafas panjang. Kini perasaannya benar-benar campur aduk, ditambah lagi dengan suasana yang sangat hening seperti ini. Sebenarnya Khatrine bingung dengan apa yang dirasakannya. Ia tidak ingin merasa sakit terus-menerus, tapi ia juga tidak bisa pergi dari Raveno. Pria itu adalah penyelamatnya, sekaligus orang yang membuatnya bisa bertahan sejauh ini. Khatrine lantas termenung sambil mengingat kembali kenangan masa lalunya. Kenangan disaat ia kehilangan kedua orang tuanya, Khatrine yang saat itu masih labil tentu saja tidak bisa menerimanya. Ia merasa frustasi karena harus ke