Adrian menatap wajah pucat yang kini terlelap. Dia masih bingung dengan perasaannya saat ini. Dia benar-benar khawatir melihat dan mendengar rintihan Pelangi. Dari dulu, dia memang tak bisa tahan melihat seorang wanita yang merintih kesakitan. Bundanya, Bulan, Bintang ataupun Kirana. Adrian pasti langsung memberinya obat atau membawa ke rumah sakit. Tapi dengan Pelangi, wanita itu bersikeras tak mau pergi ke rumah sakit. Setelah Pelangi terlelap, Adrian melepaskan pelukannya. Merasa sedikit panas karena berdekatan dengan Pelangi. Bukan suhu ruangan yang menyebabkan itu, tapi gairah sialan ini. Kenapa dia bisa langsung b*******h saat mendekati Pelangi? Merasa gusar, dia beranjak bangun lalu melangkah menuju balkon kamarnya. Selalu, dulu saat suntuk dia bisa berjam-jam termenung di sana. U