“Pasien darurat datang!” “Sebelah sini! Intubasi!” “Aku akan melakukan CPR untuk pasien di sana!” Suara jerit dan tangis memenuhi posko. Darah telah bercecer dan tak tahu sudah cairan merah itu milik siapa. Anak-anak mengerang kesakitan, bahkan ibu hamil juga bayi banyak yang terlantar membutuhkan pertolongan. Tak ada barang sejenak pun untuk Zul dan tim mereka beristirahat. Sudah tidak peduli lagi di sini apa spesialisasinya, mereka harus bisa menangani apa pun yang terjadi. Bahkan tak jarang juga, Zul menangani pasien yang hendak melahirkan dibantu dengan beberapa orang lain. “Dokter denyut jantungnya melemah!” “Tambah daya 200 Joule!” ‘Bum!’ Rasanya mereka tidak hanya berpacu dengan waktu yang bisa merenggut nyawa, tapi juga dengan senjata dan peluru yang sama sekali t