“Sebenarnya kita tidak butuh pembantu, sih!” ungkap Shina terlalu jujur kepada Juwita. Mereka bertiga sedang duduk berhadapan di ruang tamu apartemen Shina. Mendengar jawaban calon majikannya, Juwita tampak langsung sedih. Bak orang yang baru saja ditolak lamaran kerjanya. Juwita hanya duduk sambil menundukkan kepala. “Begini saja, bagaimana kalau kami memberimu ongkos ganti dan biaya ganti rugi, lalu sekarang kamu pulang saja? Bagaimana?” Zul mencoba untuk sedikit melakukan belas kasih pada pembantu baru ini, hal itu juga disetujui oleh Shina. “Iya, kamu asalnya dari mana? Biar saya ganti uang kamu!” tutur Shina. Juwita terdiam sejenak, kemudian dia mendongak. Shina dan Zul bisa melihat jika gadis muda itu berkaca-kaca. “Saya dari Lampung, Bu, Pak,” jawabnya dengan sedih. Shin