“Kau sudah siap untuk pindahan akhir minggu ini, Sayang?” tanya Zul pada sang istri saat mereka bertemu di ruang kerja direktur. “Jangan keras-keras, nanti orang lain mendengarnya!” pinta Shina yang merasa sungkan. Dia yakin saat ini sang asisten sedang berdiri di depan pintu dan mengamati mereka. Zul seenaknya saja memanggil sayang di saat seperti ini. “Maaf,” bisik pria tersebut sambil tersenyum. “Tidak harus sambil bisik-bisik juga.” Shina malah menggerutu. Memang serba salah. “Oke! Oke! Kamu sudah menyiapkan kepindahan, belum?” tanya Zul pada Shina dengan volume dan nada bicara yang normal. Shina malah tersenyum diberi pertanyaan seperti itu. “Hei, kau kenapa?” tanya Zul lagi karena istrinya malah mencurigakan. “Ahaha, aku hanya sedang sedikit bersenang-senang! Tunggu d