Bab 30

1554 Kata

Aku masih merebahkan tubuhku di atas kasur premium di lantai dua rumahku. Kamar yang ukurannya jauh lebih luas dari pada kamar utama yang selama ini kupakai. Ketukan pada pintu terdengar dari luar. Kartu akses kamar ini sengaja aku sembunyikan. Hanya boleh digunakan sesekali jika sedang jenuh atau bosan. “Res, buka pintunya!” Kudengar suara Mas Indra memanggilku. Aku menutup kepalaku dengan bantal. Sebetulnya enggan untuk keluar, tetapi masalah tidak akan selesai jika hanya di diamkan. “Res, mamah mau bicara dengan kita!” ucapnya lagi. Dengan malas aku turun dari atas ranjang dan membuka gagang pintu. Mas Indra sedang berdiri di sana sambil menatap daun pintu yang terbuka. “Ayo, temuin mamah dulu!” ucapnya. Aku turun mendahuluinya tanpa berkata apapun. Aku yakin kalau Mas Indra

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN