Bab 19

1695 Kata

"Apakah lelaki yang kucintai ini benar-benar mengkhianatiku?” Tetesan bening mulai merembes tanpa kompromi. Aku masih mamatung menatap bercak merah di leher suamiku. Tidak terasa sesak ini berubah menjadi isak. Mas Indra sepertinya terganggu dengan isakanku. Dia mengerjap membuka matanya. Tangannya bergerak, menggamit jemariku. “Kamu, kenapa nangis?” tanyanya. “Mas, udah bangun? Kamu kemana semalem?” Aku menatapnya tajam. Mas Indra menggeliat sambil memijit kepalanya. “Emhhh, ada sedikit masalah, aku tidur di apartemen Rafa,” jawabnya. “Tapi Rafa bilang kamu masih meeting dengan klien?” selidikku. “Emhh, itu maksudku sehabis meeting aku ke apartement Rafa karena kepalaku pusing banget, telat makan waktu siang, kan meetingnya emang deket situ," ucapnya sambil mencoba bersandar. “

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN