Aku teringat dengan ucapan Reino saat keluar dari restoran saat itu. Kak, elu yakin masih suka sama modelan cowok kek gitu. kayaknya dia itu player. Kata elu itu bukan cewek yang waktu itu elu liat, ini jaraknya belum terlalu lama lo kak dari yang katanya putus itu. coba elu pikir - pikir lagi dah kak. Gue enggak mau elu disakitin kak. Masih banyak cowok yang lain. Coba dah elu mulai buka hati elu untuk suka ke cowok lain.
Tapi ini case nya hanya aku yang suka sama dia, itupun dia juga enggak tau gimana perasaan ku. Jadi ya aku nikmatin aja perasaan ini. Semoga seiring berjalan nya waktu aku dapat seseorang yang dapat mengeser atau bahkan menghapus dia dari hatiku.
urusan hati memang sangat rumit untuk dijabarkan. Sepertinya aku harus megesampingkan dahulu urusan hati ini. Aku fokuskan kembali ke urusan kampus saja.
***
" Ra , kayaknya Aftar suka deh sama elu, dia gercep banget kalo ada sesuatu tentang elu !! padahal kalau ke kita - kita gini dia dingin banget. sikat aja Ra" Suara cempreng Nita terdengar di runguku , dia berbicara agak berbisik - bisik karena saat ini kita ada di perpustakaan Kampus
" Jangan nge gosip dah elu , entar gue jadi ke ge er ran loh"
" Diiihhh dibilangin enggak percaya ,,noh liat dah dia mandangin elu dari tadi " Nita masih aja bisik - bisik sambil nyenggol - nyenggol lenganku dengan menunjuk ke arah bangku di seberang kanan dengan kepala nya. Sebenarnya aku juga tidak buta dengan perhatian yang diberikan oleh Aftar, dia begitu perhatian dan sering membantuku, bahkan kami juga bebarapa kali pernah jalan bareng namun rame - rame dengan teman - teman yang lain.
Aku hanya mengedikkan bahu menanggapi ucapan Nita. Sewaktu aku dan Nita keluar dari perpustakan ada suara memanggilku.
"Rania..." Aku menghadap ke sumber suara begitupun dengan Nita
"Ehh..Mas Adis, ya Mas ada apa?"
"Kamu masih ada kelas atau enggak ??"
"Udah selesai sih Mas , tapi ini mau ke kantin dulu abis itu baru pulang, kenapa Mas?"
"Ikut aku yok Ra, sama temen kamu ini juga enggak apa barengan"
"Mau kemana Mas?"
" Ke Mall depan itu Ra, aku mau minta tolong ke kamu !!bisa ya?? pleasee"
"Ra, gue ada kelas jam tiga jadi gue enggak ngikut ya !!
Sorry Mas ...masih ada kelas ,jadi aku pamit duluan ya
marii Mas ...
gue ke kelas dulu ya Ra ...bye..byee" pamit Nita sambil merangkul bahuku kemudian memberi senyum kepada ku dan Mas Adis dan berlalu ke arah kelas nya.Sejak semester empat aku ,Nita dan Karin sering berbeda kelas untuk beberapa matkul tapi juga ada beberapa matkul yang sering bareng kelasnya.
" gimana Ra ?? bisa ya??" setelah Nita pergi,Mas Adis kembali lagi tanya
"ke Mall depan doang kan Mas? tanyaku untuk memastikan lagi.
" Iya Ra , Ayokkk " Dia meraih tanganku dan menggandengnya sebelum aku meng iya kan ajakannya. Yang kayak gini nih yang selalu bikin jantung ku detaknya lebih cepet. Sebenarnya perhatiannya Mas Adis itu sering banget aku salah artikan, dan beberapa temenku pun beranggapan seperti itu. Sebenarnya aku pernah di konfrontasi sama mantan Mas Adis yang waktu ketemu di warung baso, aku lupa siapa namanya. Kejadiannya pas aku lagi santai di taman dekat danau yang di kampus, dia datang menghampiriku, aku jelas kaget waktu itu, aku ditanya -tanya soal hubunganku dengan Mas Adis dan banyak lagi tentang Mas Adis, yang bikin aku heran di akir sebelum dia pergi ,dia itu nyebutin banyak hal jelek tentang Mas Adis dan memperingatkan ku agar hati - hati. Hati - hati yang dia maksud pun aku juga enggak tau dan enggak paham. Aku menaggapinya biasa - biasa saja. pikir ku mungkin dia masih sakit hati dan cinta sama Mas Adis. Namun aku tak pernah cerita ke Mas Adis bahkan ke Reino pun aku tak cerita. Dan hubunganku dengan Mas Adis pun juga masih seperti biasanya , namun aku beberapakali menolak ajakan Mas Adis ,atas saran Reino aku di minta untuk menjaga jarak dan membuang perasaan berlebihku itu. Bukan tanpa alasan Reino bersikap seperti itu, dia bilang beberapa kali dia lihat Mas Adis jalan dengan cewek yang berbeda - beda setiap dia enggak sengaja bertemu.
Begitu sampai Mall ,dia langsung mengarahkan ku ke sebuah butik .
"Mau cari baju kah mas?"
" Mau nyari kado buat mama, tolong bantuin cari yang sesuai dengan mama ya Ra!! kalau kamu ada yang disuka ambil aja sekalian Ra "
"Tante ulang tahun Mas?? Kapan ?" aku bertanya sambil memilah dan memilih baju yang katanya untuk tante sofa.
"Iya Ra, aku bingung mau kasih kado apa , jadi ngajak kamu buat bantu nyari - nyari Ra"
"Emang harus baju Mas ? maksud ku kalau suatu misal yang lain bagaimana?
bukan yang gimana - gimana ya mas, cuma takut aja enggak sesuai dengan selera tante, atau malah salah size gitu Mas"
aku menjelaskan ke dia takut salah paham sama yang aku ucapkan barusan. Dia menegrutkan dahi nya tampak sedang berpikir.
" Kamu ada saran kah Ra ??, mama itu suka parfume Ra, apa parfume aja ya Ra??
"Boleh Mas .Itu lebih aman menurutku"
akirnya kita keluar dari butik menjuju lantai atas untuk mencari toko parfume.
"Tante suka wangi yang gimana mas? ini banyak banget aroma wanginya"
" Yang soft menyegarkan gitu Ra"
Pramudiaga pun memberi kami beberapa contoh aroma parfume untuk kami coba.
"Ra, ini aroma nya seger banget, cocok buat kamu Ra ,coba deh" Mas Adis menyerahkan sample kertas ke arah ku
"Eh Iya enak banget aromanya Mas, enggak berlebihan gitu aromanya "
"kamu mau Ra ?"
"Ehh ..eh enggak Mas, kita kan cari buat tante , kalau aku mah gampang mas " aku mengoyang - goyang kan telapaktangan ku menolak tawaran nya. Akirnya setelah mencoba beberapa aroma parfume yang sampai membuat hidungku mati rasa karena aroma yang lumayan menyengat ,akirnya dapat juga parfume untuk Tante Sofa. Mas Adis melakukan p********n, tapi aku lihat bukan satu yang dia beli namun ada tiga botol parfume yang dia bayar dan dipisah bungkusnya setiap botol.
"Banyak banget Mas beli parfume nya ??"
" biar sekalian belinya Ra, mumpung lagi di tokonya.
kita makan dulu yuk Ra !! habis itu ntar aku anter pulangnya"
" enggak usah lah mas, aku naik ojek juga bisa kok"
" ehh.. ehh dilarang nolak ya "
dia menarik tanganku untuk mengikutinya ke arah restoran udon.
"Makan disini enggak papa kan Ra?"
" Kamu makan apa Ra??"
"Curry Udon aja mas"
"Oke ,,kamu cari meja ya , aku ketempat pemesanan dulu"
Tidak mununggu lama Mas Adis membawa baki berisi mangkok udon pesananku dan buat dia. restorannya tidak begitu rame sore ini ,jadi kami cepat mendapatkan pesanan nya, paadahal biasanya kalau weekend antrean mengular panjang .
" Gimana di kampus Ra ? lancar?" mas Adis membuka omongan disela menyuap makanannya
" Alhamdulilah Mas , Mas gimana skripsinya? dah sampe mana ?"
"Kayak nya bakal molor deh Ra ,dari prediksiku"
"Mas sih pacaran mulu " goda ku sambil nyengir kuda
" Bisa aja kamu Ra.....Sebenernya aku tuh suka sama seseorang Ra...tapi "