PROLOG

1012 Kata
Suasana pagi ini di lapangan SMA Praba tampak ramai, tidak seperti biasanya. Karena hari ini merupakan hari pertama murid tahun ajaran baru masuk sekolah setelah melaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Antranos. Geng motor yang telah berdiri bertahun-tahun lamanya dengan diketuai oleh seorang laki-laki tampan. Namun, sorotan utama adalah wakil ketua dari Antranos. Anggota inti Antranos tengah berada di parkiran khusus Antranos. Kecuali Zergio, ketua Antranos yang mungkin masih tidur, serta Rafa selaku wakil ketua yang sepertinya datang lebih telat. Padahal hari ini mereka janjian untuk datang lebih pagi. Teman-teman Rafa sedari tadi terus menggerutu, hingga motor sport pria itu akhirnya terlihat. Tapi ketika motor pria itu hampir masuk area sekolah, tampak seorang gadis dengan rambut dikuncir kuda, terdorong ke tengah jalan. Gadis itu bersama temannya yang rambutnya diurai dan memakai pita di kepalanya. Gadis itu didorong temannya entah karena apa dan hal itu membuat Rafa mengerem mendadak motornya karena jika tidak, Rafa pasti menabraknya. Ckit! "Akh!" pekik gadis itu kaget dan langsung duduk berjongkok menutup telinganya. "YA AMPUN, CACA!!" Teriakan menggelegar dari teman gadis yang hampir ditabrak itu, berhasil menyadarkan kelima anggota inti Antranos serta Rafa yang juga sama terkejutnya. "Anj---" Bryan tak melanjutkan umpatannya ketika tangannya langsung diseret Fano hingga ia harus lari terseok-seok mengikuti langkah kaki tak santai Fano. "Astaga adek-adek cantik gapapa?" Fano dengan sigap membantu gadis yang dipanggil 'Caca' itu agar berdiri. Tentu disertai rayuan. "Kalo sakit, nanti gue gendong." Agra menggeplak tengkuk Fano dengan cukup keras setelah mendengar ucapan laki-laki itu. Sangat tidak tau tempat, pikirnya. "Duh, kak maafin kita ya. Tadi a-aku gak sengaja dorong si Ca-maksudnya Sasa hehe.” Kelima inti Antranos--Angga, Agra, Azka, Bryan, Fano-- hanya diam dan menunjuk ke arah Rafa dengan dagunya. Laki-laki yang hampir saja menabrak siswi baru tadi masih duduk di atas motor. Kedua gadis itu pun menoleh ke arahnya. Gadis yang dipanggil Sasa itu hanya diam. Membiarkan temannya--Riana--yang menghampiri Rafa dan meminta maaf. Sedetik kemudian, Rafa turun dari motor tanpa melepas helm nya. Pria itu berjalan mendekati Sasa, mengabaikan Riana yang meminta maaf. Tatapan Rafa turun ke bawah. Memindai apakah gadis itu terluka. Matanya memerhatikan name tag gadis itu. Sasa Zamora. Hingga matanya berhenti di mata gadis itu yang menyorotnya tanpa emosi. Cukup lama mereka bertatapan, hingga Rafa kembali menaiki motornya dan meninggalkan mereka di depan gerbang. Sedangkan ia segera mengendarai motornya menuju parkiran khusus Antranos. Awal pertemuan yang manis. Itu adalah pertemuan pertama yang selalu diingat di benak keduanya. Apakah mereka saling mencintai dari sana? Tidak! Sejak saat itu, benang takdir seolah mengikat keduanya. Rafa yang baru naik kelas 2, serta Sasa yang merupakan murid tahun ajaran baru. Sejak pertemuan pertama mereka itu, keduanya seringkali berpapasan di manapun. Entah itu di kantin, lapangan, bahkan perpustakaan, tempat favorit mereka berdua yang sama-sama menyukai ketenangan. Dari sana, benang tak kasat mata seolah mengikat keduanya erat hingga cinta tumbuh dengan cepat. Menjalin hubungan, hingga menjalin hubungan jarak jauh pun mereka lalui hingga bertahun-tahun. Dan sekarang, keduanya akan bertemu dengan kondisi yang benar-benar telah berubah. Saat itu, Sasa tengah memasuki lift khusus yang akan membawanya ke lantai 6. Lantai terakhir, tempat pertunangan Syela—teman dekatnya--yang akan dilaksanakan. "SEKARANG! WAKTUNYA PERTUKARAN CINCIN!!" Sasa mendengar teriakan antusias dari MC yang menyatakan jika proses pertukaran cincin baru akan dilaksanakan. Berarti Sasa tidak terlambat, kan? Ia langsung masuk ke dalam tanpa larangan, meskipun tidak memiliki undangan. Sasa sudah diundang langsung oleh si pemilik acara. Jadi tidak perlu undangan dalam bentuk fisik. Sasa tersenyum lebar saat melihat Syela yang tampak cantik dengan long dress nya, dan memperlihatkan pundaknya yang mulus. Gadis itu tampak cantik dengan senyum lebar merekah di wajahnya, serta rona kemerahan di pipinya yang begitu kentara, menandakan jika gadis itu tengah malu. Sasa kembali melangkah agar lebih dekat. Ia tidak berniat maju ke depan untuk melihat jelas prosesi pertukaran cincin itu, ia memilih berdiri tak jauh dari meja yang di atasnya tersusun minuman. Karena baginya sudah cukup melihat dari sini. Sasa kembali memerhatikan ke depan. Sekarang giliran Syela yang akan memasangkan cincin. Seketika Sasa memandang pria yang menjadi tunangan Syela. Ia tersenyum lebar, meskipun hanya memandang dari samping, Sasa tau jika lelaki itu cukup tampan. Tapi.... Senyum Sasa langsung surut saat langkahnya lebih ia majukan agar melihat jelas wajah pria itu. Sasa terdiam. Bingung. Tiba-tiba saja otaknya tidak bisa berpikir. Pria itu, Sasa mengenalnya, kan? PROK PROK PROK! Sasa tersentak saat mendengar sorakan heboh orang-orang yang kini bertepuk tangan, memberikan selamat pada kedua orang di atas panggung sana yang baru saja selesai bertukar cincin. "MALAM INI, GISYELA ANNAMARIA DAN RAFANDRA GANENDRA RESMI BERTUNANGAN!!" Sasa terlonjak, hingga kakinya yang mengenakan heels tidak bisa ia seimbangkan. Tubuhnya limbung hampir terjatuh, sehingga ia segera mencari pegangan, tapi tangannya malah menyenggol meja yang di atasnya tersusun banyak minuman. PRANG! Sasa terkejut saat gelas-gelas minuman yang awalnya tersusun rapi di atas meja itu berjatuhan ke lantai hingga pecah-pecah. Ia langsung menunduk, tak bisa menebak perasaan sendiri. Dadanya sesak, dan ia merasa malu. Matanya terpejam dengan air mata yang siap keluar berlomba-lomba. Di atas lantai, sudah berceceran minuman berwarna merah dan gelas kaca yang pecah karena ulahnya. Ia tidak berani mengangkat pandangannya, karena seluruh pasang mata sudah mengarah padanya. Tanpa menoleh lagi, ia langsung berbalik memaksa kakinya melangkah. Pelan setiap langkah kakinya berayun hingga bisa lancar berlari keluar meninggalkan Aula yang dijadikan tempat pesta pertunangan teman dekatnya atau bisa dibilang sahabat. Pertunangan sahabat Sasa dan juga seseorang yang harusnya masih kekasihnya. Sasa tidak pernah mengira. Jika hubungannya dengan Rafa yang telah terjalin selama hampir 6 tahun, ia malah mendapati sang kekasih bertunangan dengan perempuan lain. Terlebih, perempuan itu adalah sahabat Sasa sendiri. Lima tahun yang lalu, Sasa berpisah dengan Rafa. Karena Rafa yang melanjutkan pendidikannya di Oxford, sedangkan Sasa menyusul ke Berlin setahun kemudian. Mereka menjalani hubungan jarak jauh. Semuanya berjalan lancar, sebelum dua tahun lalu tepat empat tahun hubungannya dengan Rafa. Tiba-tiba saja pria itu mengiriminya sebuah pesan melalui email yang mengatakan jika hubungan mereka berakhir. Ditambah nomor ponsel laki-laki itu yang tiba-tiba tidak bisa dihubungi setelahnya. Ia menghilang begitu saja. Dan bagi Sasa, hubungan mereka tidak akan berakhir jika Rafa hanya memutuskannya sepihak.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN