Veronica meninggalkan Brandon dengan langkah yang tegap, namun hatinya dipenuhi dengan amarah yang membara.
Setiap langkah yang diambilnya terasa seperti beban berat yang harus ia pikul. Emosinya meledak-ledak saat ia teringat akan perlakuan keluarga Brandon yang telah menghinanya selama tiga tahun terakhir.
“Hh! Benar-benar membuatku emosi!” ucapnya kesal.
Baginya, tidak ada tempat untuk toleransi terhadap mereka yang telah menyakiti hatinya begitu dalam. Apalagi, Brandon yang selalu terlihat tidak mampu memihaknya ketika keluarganya tengah mencaci maki atau menyakiti perasaannya.
“Mengapa dulu aku bisa jatuh cinta padanya? Oh! Karena dia tampan. Oh my God. Aku benar-benar dibutakan oleh cinta.” Veronica geleng-geleng kepala.
Setelah meninggalkan ruang pertemuan dengan Brandon, Veronica menuju ke ruangannya. Dia duduk di kursi kebesarannya, mencoba menenangkan diri di tengah-tengah kekacauan emosinya.
Dengan tatapan yang kosong, dia merenung dalam keheningan, mencoba mencari kekuatan dari dalam dirinya sendiri untuk menghadapi situasi yang baru saja dihadapinya.
Tidak lama setelah itu, Kendrick, seorang sahabat dekat Veronica, menghampiri. Wajahnya penuh dengan keprihatinan saat ia melihat Veronica. "Veronica, apa kau baik-baik saja?"
Veronica tersenyum tipis, mencoba menunjukkan kekuatan di hadapan Kendrick. "Ya, aku baik-baik saja," jawabnya dengan suara yang terdengar lebih tenang dari yang sebenarnya.
Kendrick duduk di samping Veronica, memperhatikannya dengan penuh perhatian. "Apakah ada sesuatu yang terjadi? Kau terlihat tegang."
Veronica menghela napas, memutuskan untuk menceritakan apa yang baru saja terjadi. "Aku baru saja memutuskan kerja sama dengan perusahaan mantan suamiku," ungkapnya dengan suara yang terdengar rapuh.
Kendrick menatap Veronica dengan tatapan yang penuh pengertian. "Aku mengerti, Veronica. Itu pasti bukan keputusan yang mudah bagimu."
Veronica mengangguk, merasakan dukungan yang diberikan oleh Kendrick. "Aku baru menyadari bahwa selama ini perusahaan mantan suamiku bekerja sama dengan hotel milikku. Ini membuatku semakin membenci keluarganya."
Kendrick mengangguk mengerti. "Aku bisa membayangkan betapa sulitnya posisimu, Veronica. Tapi, aku yakin bahwa keputusan yang kau ambil adalah yang terbaik bagimu."
Veronica tersenyum kecil, merasa lega karena bisa berbagi beban dengan seseorang yang bisa dipercaya seperti Kendrick. "Terima kasih, Kendrick. Aku sangat berterima kasih atas dukunganmu."
Kendrick menepuk bahu Veronica dengan lembut. "Tidak perlu berterima kasih. Aku selalu ada untukmu, Veronica."
Mereka berdua duduk dalam keheningan yang nyaman, saling memberikan dukungan satu sama lain.
Bagi Veronica, kehadiran Kendrick adalah pelipur dalam saat-saat sulit seperti ini. Dalam hatinya, dia merasa lebih kuat dan siap menghadapi apa pun yang akan datang.
Kendrick menawarkan diri mengajak Veronica untuk makan siang saat dia sedang berada di kantor.
“Veronica. Bagaimana jika kita makan siang bersama?” ajak Kendrick.
Veronica menerima tawaran tersebut dengan senang hati. “Boleh. Kebetulan aku sedang membutuhkan udara segar setelah bertemu dengan mantan suami gilaku itu.”
Meskipun hatinya sedang tidak bersahabat, dia merasa bahwa sedikit udara segar dan perhatian dari teman dapat membantu meringankan beban yang ada.
Kendrick terkekeh. “Sudahlah, jangan menggerutu terus seperti itu. Tak penting, kau tahu?”
“Ya, kau benar. Terima kasih, sudah menenangkanku.” Veronica tersenyum tipis.
Kendrick tersenyum lebar. "Tentu saja, Veronica. Ayo, aku akan menghubungi restoran untuk reservasi."
Dengan langkah mantap, Kendrick mengambil telepon dan menghubungi restoran terdekat untuk melakukan reservasi.
Veronica menyaksikan dengan senyum kecil di wajahnya. Dia merasa beruntung memiliki teman seperti Kendrick yang selalu ada untuknya.
Setelah reservasi selesai, Kendrick kembali duduk di depan Veronica, memandanginya dengan tulus. "Oh ya, Veronica, aku lupa memberitahumu. Aku juga adalah partner dari hotel ini."
Veronica terkejut mendengar hal itu. "Oh, benarkah? Jadi, ibuku mengenalmu karena kau juga memiliki hubungan dengan hotel ini?"
Kendrick mengangguk. "Ya, ibumu dan aku memiliki hubungan kerja yang baik. Dia sangat menghargai kontribusi yang kami berikan pada hotel ini."
Veronica merasa terkesan dengan penjelasan Kendrick. "Aku baru tahu tentang itu. Bagus sekali melihat betapa suksesnya kau dalam bisnis ini."
Kendrick tersenyum, tetapi matanya memancarkan kehangatan dan kebaikan hati. "Terima kasih, Veronica. Tapi, sebenarnya, aku ingin berbicara tentang sesuatu yang lain."
Veronica menatap Kendrick dengan rasa ingin tahu yang besar. "Apa itu, Kendrick?"
Kendrick mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Sebenarnya, Veronica, aku sudah lama tertarik padamu."
Veronica terkejut mendengar pengakuan tersebut. Dia merasa malu karena menyadari bahwa Kendrick, seorang pemuda yang sukses dan berprestasi, tertarik padanya, seorang janda yang telah memiliki masa lalu yang rumit.
‘Dia pasti hanya ingin membantuku karena kasihan,’ pikir Veronica dalam hatinya.
Namun, Kendrick melanjutkan, "Aku sangat menghormati keberanian dan ketegasanmu, Veronica. Aku melihat betapa kuatnya dirimu dan betapa besar pengaruhmu di dunia bisnis. Aku ingin berada di sisimu, mendukungmu dan melihatmu tumbuh."
Veronica merasa hatinya terenyuh mendengar kata-kata yang tulus dari Kendrick. Meskipun awalnya dia merasa ragu dan malu, namun sekarang dia merasa beruntung memiliki seseorang seperti Kendrick di sisinya.
‘Dia benar-benar serius,’ pikir Veronica dalam hatinya.
Namun, dia masih merasa ragu dan tidak yakin. ‘Aku tidak ingin mengganggunya dengan masa laluku yang rumit,’ pikirnya.
Kendrick melanjutkan, "Aku tahu mungkin ini tidak mudah bagi kita berdua, tapi aku ingin memberimu waktu untuk mempertimbangkan hal ini. Aku tidak akan tergesa-gesa. Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku di sini untukmu, Veronica."
Veronica tersenyum, merasa hangat di dalam hatinya. "Terima kasih, Kendrick. Aku akan mempertimbangkan dengan baik apa yang sudah kau katakan."
Kendrick tersenyum penuh harapan. "Baiklah, Veronica. Sekarang, mari kita pergi makan siang."
Veronica tersenyum setuju. Meskipun hatinya masih dipenuhi dengan kebingungan dan keraguan, namun dia merasa lega karena memiliki seseorang seperti Kendrick yang selalu ada untuknya.
Dalam langkah bersama, mereka berdua meninggalkan kantor menuju ke restoran untuk makan siang.
Dalam pikiran Veronica, pertimbangan tentang masa depan bersama Kendrick mulai muncul, dan meskipun masih ada ketidakpastian, namun ada juga rasa harapan yang tumbuh di dalam hatinya.
“Mungkin sulit bagimu untuk membuka hati kembali. Namun, aku harap kau bisa membuka hatimu sekali lagi, untukku. Aku akan membuktikan bahwa tidak semua pria itu berengsek, Veronica.”