"Kasih selamat dulu." balas Indra secara berbisik pula di dekat telinga Tasya.
Benar, dari tadi memang Tasya hanya tersenyum belaka pada Helen. Tasya mendengus, dia menatap Helen dan tersenyum manis. Meski dulu mereka sering main uno stacko bareng dan sering bertemu, Tasya tidak terlalu dekat dengan Helen. Karena notabenenya dulu memang Helen teman Bebby, Tasya kekasih Virgo.
"Selamat ya Len, semoga menjadi keluarga yang samawa sama suami." Tasya mengulurkan tangannya menyalami Reggie dan Helen secara bergantian.
"Makasih ya, Mbak. Selamat juga sebentar lagi bakal nyusul." Helen balik memberikan selamat lagi tanpa adanya kecurigaan.
"Kalau gitu, gue ke bawah dulu." pamit Indra.
Berakting itu memang melelahkan, itu yang Tasya rasakan sekarang. Dia capek berpura-pura tersenyum dan bahagia atas pernikahan Helen. Tapi bukan berarti Tasya tidak suka melihat Helen menikah, dia hanya merasa biasa saja atas apa yang dirasakan Helen sekarang.
"Lo mau ketemu Virgo, 'kan?" bisik Indra di samping telinga Tasya.
Kata-kata Indra bagaikan magic untuk Tasya. Wajah gadis itu yang tadinya kesal dan murung, seketika berubah drastis menjadi tersenyum setelah mendengar nama Virgo diucapkan.
"Mau... Gue mau." angguk Tasya antusias.
"Gue janji buat yang satu ini, gue bakal nurutin apa mau lo. Apa saja." banyak bunga bertaburan di atas kepala Tasya sekarang setelah diberi harapan oleh Indra akan dipertemukan dengan Virgo.
Sudut bibir Indra tersenyum, suasana hati Tasya bisa berubah sedrastis itu. Tidak menyangka, hanya nama saja bisa memberikan efek sangat ampuh.
"Yakin, lo mau kasih apa saja yang gue mau?"
"Yakin, asal gue ketemu sama Virgo." angguknya mantap.
"Oke. Ayo..." ajak Indra lagi sambil menarik tangan Tasya.
Kali ini Tasya sangat menurut, dia pun tidak masalah tangannya digenggam oleh Indra. Yang terpenting baginya sekarang, hanyalah bisa bertemu dengan Virgo. Tanpa Tasya tahu, apa rencana Indra yang sebenarnya.
Benar sekali, Indra tidak bohong. Lelaki itu benar-benar membawa Tasya akan bertemu dengan Virgo. Melihat Virgo dari kejauhan saja sudah mampu membuat jantung Tasya langsung berdebar-debar kencang. Senyum manis merekah di wajah ayunya.
Sudah lama Tasya tidak bertemu dengan mantan kekasihnya itu. Rasa rindu yang membuncah di dalam d**a, tidak bisa dia bendung lagi. Ingin sekali Tasya berlari dan menghambur ke pelukan Virgo tanpa memedulikan perasaan istrinya.
Di sini mereka berada sekarang, berdiri bersama Virgo dan teman-temannya yang lain. Tasya juga melihat Bebby ada di samping lelaki yang dia rindukan. Tanpa sadar, Tasya tersenyum amat manis. Dia terpesona pada ketampanan Virgo. Rahang kerasnya dan rupanya yang sudah berubah menjadi lebih dewasa membuat Tasya semakin menyukainya.
Hal sekitar sudah tidak Tasya hiraukan, yang dia pikirkan hanya Virgo seorang. Perasaan mabuk asmara di dalam benaknya masih menguar-nguar cukup kuat. Sampai akhirnya perkataan Indra membuyarkan lamunan dan imajinasi Tasya.
"Gue mau ngenalin tunangan gue, tapi kalian sudah kenal semua." kekeh Indra dengan bangganya memperkenalkan Tasya sebagai tunangannya.
Virgo syok mendengar jika Tasya bertunangan dengan Indra. Jadi apa yang dimaksud Indra, perempuan yang akan dijodohkan dengan Indra itu adalah Tasya.
Ini pertemuan pertama Virgo dan Tasya setelah gadis itu pergi meninggalkan Virgo ke Palembang usai kelulusan SMA mereka dulu. Sudah ada sekitar lima tahun lebih, tidak menutup kemungkinan jika perasaan Virgo untuk Tasya juga masih ada.
"Cis... Seneng banget sih dia bisa tunangan sama gue." Desis Tasya dalam hati.
"Kapan kalian tunangan?"
"Dua minggu yang lalu. Tenang saja, bulan depan pernikahan kita kok. Kalian semua bakal gue undang entar." Indra bukan tidak memikirkan Virgo dan Bebby di sana, tapi dia berusaha menyelamatkan Virgo dari wanita ular di sampingnya.
Indra rela menikah dan menyerahkan hidupnya pada Tasya secara cuma-cuma. Asal Virgo dan Bebby tidak terpisah. Bagi Indra yang tidak percaya akan cinta, tidak ada yang lebih berharga selain persahabatan. Tapi yang membuat Indra sedikit gelisah, dia takut kalau Virgo juga masih memiliki perasaan yang sama dengan Tasya. Kalau memang itu benar, sia-sia saja usahanya. Walaupun Virgo juga tidak memintanya melakukan ini.
"Gue yakin, lo juga masih sayang sama gue." Cicit hati Tasya.
"Hei Go, makin cakep saja lo." puji Tasya terang-terangan sambil mengulurkan tangannya ke arah Virgo.
Semua yang ada dalam gerombolan tadi melihat saja ketika Tasya mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Virgo. Bebby dan Indra sudah ketar-ketir, takut jika Virgo menerima uluran tangan dari Tasya.
"Makasih." tanpa mereka sangka, ternyata Virgo menangkupkan kedua tangannya di depan d**a. Itu artinya Virgo tidak menerima uluran tangan Tasya.
Tasya jadi panas dingin saat Virgo menolak tangannya. Dia menarik ulur lagi tangannya dengan wajah kesal. Jelas saja Tasya malu, ditolak lelaki yang masih dia cintai di depan banyak orang yang dia kenal. Hatinya sudah mengumpat di dalam sana, namun sebisa mungkin Tasya tetap menampilkan wajah manisnya.
"Virgo sudah hijrah, Sya. Jadi dia enggak mau salaman sama cewek selain sama Bebby." ujar Rangga memberi tahu.
"Oh... Begitu." Tasya hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja sambil berpura-pura tidak tahu kalau Virgo sebenarnya sudah hijrah agar dirinya tidak terlalu malu.
"Hey guys..." Rama datang, ikut bergabung dengan Virgo dan yang lainnya.
Rama tampak kaget saat melihat Tasya ada di sana. Apalagi saat melihat tangan Indra merangkul bahu Tasya.
Bukan hanya Rama yang kaget melihat Tasya, gadis itu juga kaget saat melihat Rama. Tapi sedetik kemudian, dia malah mendapatkan ide bagaimana caranya merebut Virgo dari Bebby agar bisa menjadi miliknya lagi.
"Rama kan cinta mati sama Bebby, gimana kalau gue ajak dia saja buat kerja sama memisahkan mereka berdua. Gue yakin, kalau kita kerja sama pasti akan lebih cepat berhasil." Hati Tasya tak bisa berhenti bicara setelah dia melihat Rama ada di depannya.
"Eh... Baru datang lo?" tanya Indra basa-basi pada Rama.
"Oh... Enggak, gue tadi ngobrol sama Pak Leknya Helen dulu. Biasa ngobrolin tentang taekwondo." Rama menganggukkan kepalanya.
"Lo kok bisa di sini, Sya?" tanya Rama mengarah ke Tasya.
Tasya hanya tersenyum simpul pada Rama tanpa ada minat menjawab dan balik bertanya. Dia rasa dengan bersikap seperti itu, maka tidak akan ada yang mencurigainya nanti.
"Enggak bawa gandengan nih?" goda Indra.
"Hahaha... Belum nemu yang pas saja." kekeh Rama.
"Kalah lo sama Indra, dia saja bawa tunangannya." Rangga ikut menyela.
Antara Virgo dan Bebby, kedua anak manusia itu hanya diam mendengarkan apa yang diobrolkan oleh teman-temannya.
"Siapa memang?" Rama benar-benar belum tahu siapa tunangan Indra.
"Itu, Tasya kan tunangannya Indra."
Rama tampak lebih kaget lagi dari tadi, dia hampir tak percaya jika Tasya bertunangan dengan Indra. Tapi dia juga tidak peduli akan hal itu, asal tidak Bebby saja.
"Gerakan bawah tanah nih ternyata." goda Rama.
Sungguh, kalau bukan karena Virgo di sana, Tasya tidak akan betah berada di sana. Dia bertahan berdiri di sana hanya karena Virgo seorang. Tatapannya tak berpaling dari paras tampan Virgo. Tasya bahkan tidak mendengarkan lagi apa yang orang lain katakan, seolah kedua telinganya disumpal oleh earphone atau benda lainnya yang bisa membuat telinganya mati dengar.
"Bagaimanapun caranya, gue pastikan akan bisa merebut lo lagi. Sampai kapan pun, gue enggak rela lo dimiliki oleh orang lain. Cuma gue yang boleh memiliki lo, Virgo." Berulang kali hati Tasya mengatakan hal yang sama.
Virgo sendiri, sebagai objek yang ditatap oleh Tasya merasa tidak nyaman. Dia berusaha melakukan beberapa cara agar Tasya berhenti menatapnya tapi tetap saja tidak ada hasil.
"Iya kan, Sya?" Indra sengaja menyenggol lengan Tasya cukup kencang agar gadis itu tersadar.
"Eh... Apa?" Tasya tidak mengerti apa yang barusan diucapkan tunangannya.
"Kalau kita itu saling mencintai?"
"Hah?" gugup Tasya seketika karena tidak paham.
"Lo sayang 'kan sa..."
"Hah? Oh iya, sayang kok." angguk Tasya yang sebenarnya masih linglung.
"Kan, kita saling menyayangi." Indra menarik pinggang Tasya kembali terjadi di sana.
"Hah? Apa? Anjir, gue kira dia mau tanya kalau gue sayang sama Virgo, ternyata ini jebakan doang." Gerutu hati Tasya tak terima tapi tak bisa apa-apa.
***
Next...