PLAK!! Tamparan langsung melayang di pipi Yesaya hingga wajah Yesaya terhuyung ke samping, begitu dia baru saja menginjak kakinya di dalam rumah orang tuanya. “Kenapa papa menamparku?” “Kamu masih bertanya alasan kenapa papa menampar kamu?!!!” Sofian murka. “Sudah jelas kesalahanmu adalah meninggalkan acara pertunanganmu yang belum selesai.” “Belum selesai bagaimana, pa? Aku kan sudah melakukan perintah papa dan mama untuk bertunangan dengan Anya. Aku juga sudah bertukar cicin dengan Anya, dan cincin pertunangan itu masih tersemat di jariku. Apa yang sudah aku lakukan sampai sejauh ini, masih belum cukup membuat papa merasa puas ikut campur dalam kehidupanku?!!!” “Kurang ajar kamu, Yesaya!!!” Plak!! Sofian kembali melayangkan tamparan di pipi Yesaya yang satunya lagi. Tamparan i