Tengah malamnya, Sean tidur memunggungi Rahi. Berusaha keras agar tidak berpikiran macam-macam tentang isi tubuh istrinya, atau tentang bagaimana rasanya saat … sudah! Jangan diteruskan, bisa-bisa Sean tidak tidur malam ini. Sean memaksa kelopaknya agar tertutup. Tapi bagian bawah tubuhnya tidak bisa diajak kompromi. Hingga tanpa sadar sejak tadi kakinya bergerak-gerak gelisah, memeluk bantal guling yang kian mengerat, napas Sean justru memberat. Nggak bisa dibiarin! Sean mengusap kasar wajahnya. Harus banget gitu dia mandi air dingin? Lalu melirik jam dinding, pukul sebelas malam. Sean tidak mau ambil risiko mandi tengah malam, bisa-bisa besoknya dia masuk angin. “Ra.” Sean menggoyang-goyangkan bahu Rahi. “Bangun, Ra.” Sean harap Rahi mau membantunya. Tapi membantu dengan apa? Jika