Bagian 45

1116 Kata

"Neng ... neng ...." Dari lelap aku terbangun, tersadar oleh beberapa kali tepukan halus dan aku pun membuka mata. "Neng, ini udah nyampe. Setelah ini mamangnya mau ke garasi, Neng nya mau ke mana?" Aku mengerjap-ngerjapkan mata. Suara-suara yang kudengar belum bisa kucerna sepenuhnya. Di mana ini? "Ini Ranca Buaya, Mang?" "Iya, Neng. Tuh, lihat, pantainya!" "Pantai?" Aku pun membuka pintu mobil, kenek itu membantuku untuk mengambil bawaanku yang disimpan di bagian bagasi. Tersenyum. Entah menertawakan diri sendiri. Setelah bersembunyi di pegunungan yang dingin, aku berada di pantai yang panas? Haha. "Semuanya tujuh puluh lima ribu, Neng." "Oh, iya! Maaf, saya lupa." Aku pun mengeluarkan dompet. Beruntungnya, dompetku dapat kutemukan. Tapi entah dengan ponsel, apa aku harus

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN