"Ada apa, Kak?" ucapku seraya turun dari ranjang dan membuka pintu. Padahal aku sudah mempersilakan masuk dan pintu tidak dikunci, tapi kak Adrian tetap belum melangkah untuk masuk. "Aku ... mau ke Bandung lagi nanti sore. Ada sesuatu yang mau aku omongin sama kamu sebelum pulang. Kamu ada waktu?" "Sekarang?" "Iya, atau nanti juga nggak apa-apa kalau sekarang kamu capek." "Mau ngobrolnya di dalam?" Aku sengaja membuka pintu kamar dengan lebar dan menunjuk ke dalam menggunakan telapak tangan yang terbuka. "Ah ... di dalam kamar?" Dia terlihat menelan ludahnya. Seharusnya aku tahu, dia tidak akan merasa nyaman hanya berdua denganku di dalam tempat penuh privasi seperti kamar tidur. "Emmm ... maksudku, kita di belakang saja. Seperti kemarin," ujarku meralat sambil merubah arah