Dia memang bukan orang tua yang sembarangan. Dibesarkan oleh ibu yang berbeda dengan saudaranya, membuat Kakek Dwipa terjun dan memilih jalan yang berbeda pula dengan saudaranya. Termasuk dengan Apih. "Sepertinya, kau memulai perang saudara dengan sepupumu sendiri, ya ...?" ujarnya sambil terkekeh dengan suara seraknya. Aku hanya tersenyum ringan. "Andra ... dia memang anak kecil yang suka membuat masalah seperti ibunya." Kakek Dwipa memutarkan kursinya. Kali ini kami pun berhadapan. Aku bisa melihat wajah keriputnya dengan sedikit luka menoreh di pipi kirinya. Kumis juga cukup panjang dan tipis. Matanya lebar dengan kelopak yang membuat seakan kornea itu hampir keluar dari sarangnya. Tatapannya juga cukup dalam, seakan ditelan oleh alis lebat nan putih miliknya yang beruban. "Kau