"Kinan...Kinan...," panggil Mas Arfan. Aku berjalan menyeret koperku dan koper Kiara ke luar rumah. "Maksud kamu apa? Kamu mau minggat?" tanya Mas Arfan marah. "Kenapa tidak? Untuk apa bertahan dengan suami pelit dan tukang poligami? Di tambah lagi tukang nipu istri. Anggap saja uang hasil jual mobil adalah untuk biaya hidup Kiara nanti," ucapku. "Sebenarnya tak cukup sih, tapi dari pada aku dimanfaatkan terus," kataku. "Siapa yang memanfaatkan kamu, Kinan?" tanya Mas Arfan mengikuti aku yang sudah ke luar rumah. Ana mengikuti Mas Arfan. "Aku dengar sendiri saat kamu berbicara dengan temanmu. Kamu memanfaatkan aku agar bisa mendapatkan uangku. Apalagi kamu tahu aku sudah naik jabatan," jawabku. "Kamu salah faham," sanggah Mas Arfan. "Mbak Kinan, tolong dibicarakan baik-baik. Jangan