Setelah makan, kami kembali mengobrol. Bu Minah sangat baik padaku dan Kiara. "Nak Kinan, maafkan kelakuan adik-adiknya Ilham ya. Beginilah keadaan keluarga kami," kata Bu Minah. "Tidak apa-apa, Bu," jawabku. "Kalau memang kalian serius mau menikah, Ibu restui kamu," ucap Bu Minah. "Tapi ya kamu harus terima kekurangan Ilham," sambung Bu Minah. "Iya, Bu. Saya juga punya kekurangan. Ibu lihat sendiri saya hanya janda beranak satu. Aku kira ibu malah tak merestui kami," kataku. Bu Minah tersenyum, "Asal Ilham bahagia, Ibu setuju saja, Nak," kata Bu Minah. Sudah malam kami pamit pulang. Ilham mengantarku meskipun kami memakai kendaraan sendiri-sendiri. Sampai di rumah Mama dan papa ternyata ada di rumah. Dia marah melihat aku pulang diantar Ilham. "Dari mana kamu?" tanya Mama. Papa e