Saat aku terbangun, aku sudah berada di dalam mobil. Ternyata Ilham berniat membawaku ke rumah sakit karena khawatir. "Ham, kita pulang saja," ucapku. "Kamu sudah sadar?" tanya Ilham. "Iya kita pulang saja ya," jawabku. "Aku geram melihat kelakuan Arfan, udah di penjara masih aja bikin ulah," kata Ilham marah. "Biarkan saja," ucapku. Aku tak mau memperpanjang masalah tadi. Bagiku Mas Arfan sudah bukan siapa-siapa lagi. "Lebih baik kita fokus ke pernikahan kita," kataku. "Ah iya, aku kok jadi kaya supir gini sih. Yang lagi membawa tuan putri cantik," celetuk Ilham. "Kan kamu emang dulu supir," ucapku sedikit meledek. Semua itu hanya candaan saja. "Ya ampun aku lupa, aku ini kan supir udik yang jatuh cinta pada sang tuan putri," kata Ilham. "Tuan putri mau diantar ke mana?" tanya I