Pagi Sabtu keesokan harinya, Claris masih mengantuk dan malas bangkit dari kasur empuknya. Semalam, tentu saja dia tidak berani tidur sendirian di rumah lamanya seperti terakhir kali. Beberapa saat setelah mengirimi Damian pesan singkat, Claris menelepon salah satu supir untuk menjemputnya tak jauh dari tempatnya berada. Maka darinya itu sekarang berakhir di mansion mewah keluarganya. “Claris! Moli datang menjemputmu! Kamu sudah bangun, belum?” teriak ibu Claris dari arah tangga, tapi karena jaraknya cukup jauh dan Claris masih tidur nyenyak, jelas mustahil membuatnya tergerak dari tidurnya. “Bolehkah saya saja yang membangunnya di kamar?” tanya Moli yang tiba-tiba muncul di dekat tangga. Ibu Claris menghela napas berat, “baiklah. Kamu naik saja. Claris terbiasa tidak mengunci pintunya