“Apa? Tante Nadia tidak salah? Kenapa aku harus menghadiri pesta lajang Damian?” bisik Claris marah melalui telepon ketika telah berada di sebuah meja yang jauh dari pandangan semua orang. Di depannya, Moli menyimak dengan wajah penasaran. “Claris, aku tahu kamu tidak begitu menyukai Damian karena dia adalah tipe pria dingin yang tidak terlalu perhatian. Tapi, aku jamin kalau dia adalah pria yang baik.” ‘Baik apanya? Mana ada pria baik yang mematahkan jari tunangannya sendiri? Dia itu adalah iblis!’ batin Claris menahan emosi, kemudian menghela napas lega membalas kalimatnya. “Maaf, tante, aku tidak jamin bisa datang ke acara itu malam ini. Tanganku juga masih sakit gara-gara insiden yang aku ceritakan dulu. Tidak yakin bisa melakukan banyak hal jika hadir di sana.” “Kamu tidak perlu
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari