Eric, pria muda yang terlihat manis dan lebih muda dari semua pria dan wanita yang berdiri di depan pintu, mengkelam gelap dengan wajah penuh kekecewaan menatap sikap tidak bermoral Damian. “Aku tidak sangka ternyata dirimu seperti ini, Damian...” ucapnya dengan nada ram, karena di dalam hatinya, pria dingin dan berwajah tampan langka itu adalah panutan nomor satunya. Dia menggigit gigi dengan ringisan gelap melihat restleting celana pria itu tersingkap di sisi tubuhnya, tepat di balik rok Claris yang robek parah. Wajah dingin Damian sudah sebeku es abadi, memeluk Claris lebih posesif dengan kedua tangannya, lalu mengomentari mereka dengan aura menakutkan berkharismanya, “keluar dari sini, dan tutup pintunya! Apa kau tidak tahu sopan santun mengetuk pintu lebih dulu, Eric Luo?” Eric Lu