Pagi datang lebih cepat. Renata yang masih meringkuk di atas ranjang pun mulai ada tanda-tanda untuk bangun. Perlahan, ia mulai merenggangkan otot-ototnya. Lalu kemudian keluar dari dalam selimut sambil menguap lebar. Renata masih menatap nanar kamar bernuansa abu-abu itu. Saat tengah melamun, ingatannya kemudian kembali saat ia hujan-hujanan di halaman rumah Adam. Perasaannya kembali sakit. Ternyata semua yang dia alami kemarin bukanlah mimpi. Hari telah berganti dan semua kejadian itu tak memiliki tanda-tanda bahwa itu semua adalah mimpi. Renata mencubit pipinya sendiri lalu mulai merasakan sebak di dadanya lagi. Ia lantas meremat kaos putih yang ia kenakan sambil menepuk tepukkan dadanya yang terasa sakit. Bukan..itu bukan disebabkan oleh penyakit, melainkan rasa sakit yang datangn