Bab 19. Undangan Damian

1044 Kata

“Iya, Ma. Aku harap Mama mengizinkanku agar aku ikut papa lusa ini ke Jakarta. Mama harus bersikap tenang, menghadapi papa Agung itu kita yang harus tenang dan nggak bisa terlampau keras kepadanya. Karena yang muncul adalah dendam yang tidak berkesudahan.” Nirmala menatap Wenny dengan perasaan kagumnya. Sama sekali tidak menyangka Wenny yang teguh pendirian. Padahal semasa kecil, gadis ini kerap mengeluh dan beradu argumen dengannya. Nirmala mendekap erat bahu Wenny, dan bertanya, “Jadi ini alasan kamu ingin pergi bersama papamu ke Jakarta?” Wenny mengangguk, “Iya, Ma.” “Lalu bagaimana kamu akan mencari tahu tentang hal ini?” “Aku selamanya akan berpihak ke Mama dan keluarga Mama. Bagaimanapun aku tahu dan masih mengingat betapa kejam perlakuan papa Agung terhadap Mama dan keluarga M

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN