"Kenapa?" Bira menghentikan langkahnya. Dia menatap Arini yang terpaku di tempatnya dengan minim ekspresi. "Bapak ke ruang Jurusan saja enggak apa-apa. Biar saya ke kantin sendiri," balas Arini sungkan. Dia mengulurkan tangan, hendak meraih kembali wadah mikanya dari tangan Bira. "Memangnya kenapa? Kamu tidak suka saya antar?" Bira menjauhkan tangannya dari Arini. Ekspresinya tampak seperti tersinggung. "Mmm, bukan begitu, Pak," balas Arini cepat. Hatinya seketika merasa tidak nyaman mendapati ekspresi dosennya itu. "Terus." "Mmm ...." "Saya mau membantu kamu, itu hanya karena sudah terlanjur berjanji pada orang tuamu bahwa saya akan menjaga kamu di sini. Itu saja," ucap Bira tegas. Arini menghela napas berat. Dia menyesalkan sikap Hamdi. Bagaimana bisa laki-laki itu menitipkannya