18. Jangan Keluyuran

1132 Kata

"Sabar, ya, Rin?" Vina menepuk pelan bahu Arini setelah temannya itu dipersilakan duduk oleh senior yang lain. Arini menoleh, baru menyadari jika Vina ada di dekat tempat yang tadi dia pilih. "Iya, Vin. Terima kasih," sahut Arini lirih. Dia menunduk, mengusap air mata yang akhirnya jatuh juga setelah berlalu beberapa langkah dari Junita. Dia tidak tahu, mengapa hari ini jadi lebih sensitif. 'Kalau mau jualan itu di pasar. Bukan di kampus!' Kalimat Junita itu sedikit menggores hatinya, seolah menyentuh bagian miskin kehidupan keluarganya, meremehkan usahanya dalam bertahan. Kalimat Junita itu sebenarnya biasa saja. Hanya saja, nada pengucapannya yang sinis membuat hati Arini tergores. Di kampus pun dia berjualan pada tempatnya, tidak sembarangan. Saat tadi Arini menjawab bahwa di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN