Pancingan

838 Kata

Metta bergerak kecil menjulurkan tangan menyisir rambut sebahunya dengan tangan sembari mengekori pemuda jangkung di depannya yang sedari tadi berjalan memimpin. Sepulang dari rumah sakit, setelah pergantian shiftnya Metta dijemput Maliq untuk pergi ke salah satu tempat yang mereka ingin kunjungi. Kebetulan keduanya menyukai hobi yang sama, "Kita makan siang dulu." Kata Maliq lalu berjalan ke arah kasir sembari mengantri. Metta hanya mengangguk dengan berdiri bersebelahan dengan pemuda berahang kokoh itu. "Pesan apa?" Tanya Pemuda itu lagi membuat Metta yang melamun jadi tersentak dengan mengerjap linglung. Maliq mendesah lirih lalu menyebutkan saja pesanan yang sama dengan miliknya pada kasir yang masih mengembangkan senyum ramahnya. "Silahkan duduk dulu, pesanannya nanti diantar ya," M

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN