Arseno berdiri di depan pintu masuk dengan mengedarkan pandangannya mencari si empu yang ditunggu. Ia mendecak samar, karena hampir sepuluh menit ia menunggu di depan toko buku sendirian. Beberapa orang yang keluar-masuk dari sana atau pun yang melewatinya di depan toko sekilas memandangnya aneh karena ia hanya berdiri mematung tanpa berniat untuk pindah tempat. Arseno melongos saat melihat seseorang yang ditunggunya melangkah mendekat dengan tampang tanpa berdosanya. "Ngapain di depan sini? Gak masuk?" Ujar Aris dengan berlalu begitu saja melewati Arseno yang sudah geram karena menunggunya. "Gue dari tadi nungguin lo di depan sana," kata Arsen dingin membuat Aris menganggukan kepalanya paham. "Iya, gue tau ... makanya lo berdiri di depan toko buku kan?" Balas pemuda itu seadanya lalu b