Arra tidak menyangka tiga harinya di Jeju bersama Dean berakhir begitu cepat, kini keduanya sudah tiba di bandara Changi, Dean sejak tadi sibuk dengan ponselnya, ekspresinya begitu menakutkan, seolah ada sesuatu hal besar yang membuat emosi pria itu memuncak, dan saat Dean mematikan ponselnya, ia bisa melihat bagaimana raut bersalah Dean menatapnya.
“Maafkan aku, tapi bisakah kau pulang sendiri? Sepertinya ada masalah besar di perusahaan.” Ujar Dean dengan raut menyesal, membuat Arra hanya tersenyum, mengusap lengan pria itu dan tersenyum seraya menganggukkan kepalanya.
“Ya, tidak apa-apa Dean, mereka lebih membutuhkanmu.”
Dean mengangguk, raut penyesalan masih tercetak jelas di wajah tampannya, namun Arra dengan senyum menenangkannya da
