"Sayang... aku merindukanmu."
Entah ini ungkapan jujur atau hanya kamuflase belaka. Yang pasti, setelah lima hari berada di Hawaii, baru pagi ini Jane kembali menghubungi Edgar.
Ada penasaran juga sebenarnya. Ingin tahu juga bagaimana kabar suaminya itu dan kesibukan apa yang saat ini tengah dilakukannya.
"Rindu? Ku pikir kau sudah melupakanku?"
Edgar menyahut dengan ketus dan dingin. Masih berada di atas tempat tidur, ia tampak malas-malasan meladeni panggilan telpon dari istrinya tersebut.
"Lagi pula..." lanjut Edgar. "Kenapa tidak menghubungi saat kau sudah pulang ke London saja?"
Dari suaranya, Jane berdecak.
"Ya Tuhan. Kau pemarah dan pendendam sekali. Aku sangat mencintaimu, jadi bagaimana caranya bisa melupakanmu?"
"Buktinya setelah lima hari berada di Hawaii, baru pagi in
