Di tempat lain, Hera baru saja datang, dia masuk ke dalam kamarnya, tidak melihat Kinan. "Kinan kemana? Tumben pergi enggak bilang!" Hera menaruh tasnya di ranjang. Dia mulai berjalan ke arah kamar mandi. Mencoba mengetuk pintu kamar mandi, tapi tidak mendengar jawaban atau suara gemericik air. "Coba aku buka, soal Kinan marah, nanti saja diurus belakangan. Aku penasaran, kenapa dia enggak ada di kamar," monolog Hera sambil menekan handel pintu kamar mandi. Ceklek! Hera harus kecewa, karena di sana tidak ada Kinan. Langkah pelan gadis itu melangkah ke arah ranjang. Niat awal dia ingin merebahkan tubuhnya dulu, sambil menunggu Kinan kembali. Namun Hera mengurungkan niatnya, karena tanpa sengaja, tangannya menyentuh sebuah kertas yang dilipat. "Apa ini? Surat, kenapa Kinan harus menuli