Abigail berjalan dengan sepatu heelsnya menelusuri trotoar yang panas. Deru suara mesin kendaraan yang berlalu Lalang, suara klakson yang memekikkan telinga, serta debu dan hawa panas yang menghantam tubuhnya, dia abaikan. Dengan tatapan kosong wanita itu berjalan lurus ke depan. Sampai di ujung belokan dia lantas berhenti. Abigail menatap jalanan yang ramai oleh kendaraan yang saling menyalip. Siang begitu terik sehingga membuat pengemudi kendaraan terburu-buru ingin segera sampai ke tempat tujuannya. Berbeda dengan Abby yang saat ini tidak ada tempat tujuan. Semenjak turun dari mobil Siera tadi, wanita itu hanya berjalan tanpa berpikir akan kemana dia. Abby tadi refleks keluar dari mobil dan nekat pergi karena emosi. Dia marah karena kata-kata Daniel. Pria itu bukan sekali dua kali mer