Danu keluar dari ruangan meeting dengan wajah kusut. Mood-nya seharian ini benar-benar ambyar karena kekejaman Eilish yang sangat tidak manusiawi. Sepanjang rapat Danu tidak bisa berkonsentrasi. Pikirannya terbagi memikirkan sosok Eilish yang masih berstatus sebagai teman serumahnya. Danu tidak menginginkan hal itu berlanjut. Dia membenci keadaan yang kini terjadi. “Bagaimana pun juga aku harus menyingkirkannya,” ucap Danu lirih. Agung yang berjalan di samping Danu terkejut. “S-siapa? Apa anda tidak suka dengan investor itu?” Eh. Danu tersadar kemudian mengibaskan tangannya. “Saya tidak membahas itu.” Agung mengangguk, tapi diam-diam juga mencibir. Danu mempercepat langkah menuju ruangannya, setiba di sana ia langsung menelepon ke ruang divisi kreatif. Tidak lama setelah itu terlihat