Makan siang bersama sang kekasih pun telah usai. Walau sebentar saja, tapi itu sudah cukup bagi Eilish untuk membayar cicilan rindu yang sudah bertumpuk di hatinya. Dan sekarang saatnya momen yang paling menyenangkan, yaitu berboncengan dengan Evan. Eilish sangat suka dibonceng oleh Evan karena dengan begitu ia bisa memeluknya, membenamkan wajah di punggung lelaki yang ia cintai itu sambil menghirup aroma tubuhnya nan wangi. Eilish tersenyum senang dan bersiap untuk naik ke atas motor. “Sini helm-nya!” Evan terlihat masih sibuk dengan handphone-nya, lalu kemudian perlahan menatap Eilish dengan wajah bingung. Dia bahkan sesekali juga menggaruk-garuk lehernya. Suara helaan napasnya juga terdengar gusar. Perubahan sikap Evan terjadi setelah sebuah pesan masuk ke handphone-nya. Eilish mene