“Bagaimana keadaanmu, Bung?” Ken menoleh ke arah sumber suara dimana Arfan terlihat memasuki kamar dengan sekantong plastik berisi makanan dan vitamin untuk Ken. Diletakkannya kantong itu di atas nakas kemudian duduk di tepi ranjang. “Sudah lebih baik?” tanyanya kembali. “Apa semua yang terjadi padaku harus kau laporkan padanya?” Bukannya menjawab pertanyaan Arfan, Ken justru bertanya namun sarat dengan nada sindiran. “Eh? Apa maksudmu? Aku baru pulang kerja, loh. Tidak tahu apapun,” kilah Arfan yang pura-pura bodoh tak tahu maksud Ken meski sebenarnya ia sangat mengerti. Ken mendengus namun memilih diam dimana pikirannya tak lepas dari apa yang terjadi tadi siang. Apa yang Aurora katakan seolah terus terngiang-ngiang dalam otak dan membuat dadanya seolah dicubit. Melihat Ken yang sep