Melamar pekerjaan

1678 Kata
"Ini sudah malam, masuk lah! Aku tidak mau istri kecilku jatuh sakit! Bisik Gevano tepat di telinga Grace. Membuat bulu kuduk gadis itu meremang. Grace membuka matanya saat Gevano membalikan tubuh Grace menghadap dirinya. Sontak kedua netra indah tersebut bertemu dan saling mengunci satu sama lain. "Aku menginginkan mu malam ini sayang!" Bisik Gevano dengan suara berat. Degh ... Grace menelan salivanya dengan kasar, ia ingin menolak tapi lidahnya terasa kelu. Namun detik kemudian ia tersadar bahwa dirinya tidak berhak untuk menolak seseorang yang telah mebelinya. Gevano semakin mendekati Grace, ia memberikan sentuhan selembut mungkin di ceruk leher Grace. Lalu mencium leher janjang milik istri kecilnya itu. Lidah hangatnya menyapu semua permukaan leher Grace. Lalu ciumannya beralih pada bibir tipis Grace, ia melumat dengan rakus seperti makanan yang takut di ambil oleh orang lain. Karena terbuai dengan sentuhan lembut tersebut perlahan Grace mencoba membalas ciuman Gevano meskipun masih terbilang kaku, karena memang Grace tidak pernah berciuman sebelumnya dengan pria lain. "Ahhh ..." Satu desahan lolos dari bibir merah Grace saat Gevano mulai meremas lembut buah d4danya dari luar. Bibir Gevano menciumi semua wajah Grace, lalu lidahnya menyapu sisi rahang tirus milik gadis cantik ini. Grace merasakan nikmat bercampur geli apalagi rambut halus di wajah Gevano mengenai pipi lembutnya. Karena sudah tidak tahan, yang di bawah pun juga sudah mengeras minta di keluarkan dari sarangnya. Gevano mengangkat tubuh Grace dengan posisi koala. Lalu berjalan kearah ranjang besarnya. Dan menurunkan badan langsing gadis itu. "Aku mau lagi boleh?" Ucap Gevano meminta izin, karena ia tahu istri kecilnya pasti masih terasa sakit bagian intinya. Grace terdiam sejenak, lalu kemudian menganggukkan kepalanya tanda ia menyetujuinya. "Boleh, Mas! Lakukanlah sesukamu. Tubuhku ini milikmu sekarang" Jawab Grace dengan senyum tulus di bibirnya. Cup, "Mmmpptt" Gevano kembali melumat bibir tipis Grace dengan penuh gairah. Garce pun juga membalasnya mengikuti setiap irama yang di lakukan oleh Gevano kepadanya. Perlahan Gevano meremas buah d4da besar milik Grace. Grace memejamkan matanya menikmati permainan Gevano tanpa menolak sedikitpun. "Ssstt ... Aaahhhhh" Grace mendesah menikmati rangsangan demi rangsangan yang datang silih berganti. Tanpa pikir panjang Grace pun mulai melakukan aksinya dengan mengelus d4da bidang Gevano yang sedikit di tumbuhi bulu tebal tersebut. Lalu ia mencoba memainkan jarinya pada sepasang titik kecil berwarna coklat tersebut. Hingga membuat Gevano mendesah nikmat. "Ahhhhh ... Kamu nakal sayang" Desah Gevano di sela aktivitasnya melumat rakus buah d**a Grace. Karena sudah tidak tahan dengan rangsangan yang di berikan oleh Grace, Gevano merobek gaun malam yang di kenakan oleh Grace hingga tidak berbentuk. Lalu ia melepas pengait br4 di punggung istri kecilnya lalu melempar sembarang arah. Terakhir ia merobek G-string yang menutupi goa sempit Grace. Sekarang terpampangam dua bukit kenyal dan padat serta bibir mungil di bawah sana yang masih tertutup rapat. Perlahan tangan Gevano mengelus lembut gundukan pink tanpa bulu halus tersebut. Dengan gerakan naik turun tangan besarnya sesekali berhenti di tonjolah kecil yang merah itu. "Aahhhh ... " Desah Grace yang mulai terangsang oleh sentuhan tangan Gevano. Gevano tersenyum smirk, lalu ia melepaskan semua pakainnya. Setelah melempar kesembarang arah, Gevano pun mulai menindih tubuh kecil Grace. Lalu ia mendekatkan bibirnya dan melumat dengan lahap bibir gadis cantik itu. Tangannya pun tidak tinggal diam, satu tangan Gevano memermas buah d4da Grace dan yang satu lagi mencoba menembus lubang sempit Grace di bawah sana. "Ahhhh ... M-mass! Geli Ahhhhh" Racau Grace tidak karuan. Kedua kakinya bergerak dengan tegang. Kedua tangannya meremas kuat rambut Gevano yang sedang menjilati lehernya. Suara decapan dari mulut Stevan seakan menggema menjadi melodi yang mengiringi aktivitas sensual mereka. Puas memberi tanda pada leher gadis itu, Gevano menurunkan sedikit badan lalu mengecup pucuk p4yudara Grace yang sudah menegang dan menonjol ulahnya. "Aahhh ... Enak ... Mas! Mmmmppt" Rintihan Grace dengan wajah mendongak ke atas. Kepala Gevano turin kebawah, lalu membuka lebar p4ha istri kecilnya, setelah itu Gevano mendekatkan wajahnya pada lembah Grace, di hirupnya dalam aroma wangi bunga mawar dari lembah tersebut. Detik kemudian ia mulai melakukan aksinya dengan menjilati semua permukaan gundukan tersebut. "Ahhhh ... sayang" Desahan Grace yang merasa hangat kala lidah kasar itu menyentuh bibir intinya. Grace membuka lebar-lebar kakinya dan tanganya pun mulai meremas buah d4danya sendiri karena tidak tahan atas belaian di bawah sana. Perlahan Gevano memasukan satu jarinya ke dalam inti Grace yang sudah basah. "Ahhhh ... Mas ... Ahhh" desah Grace sambil meremas kuat buah dadanya. Mendengar desahan Grace membuat Gevano semakin bersemangat, lalu ia memasukan dua jarinya kedalam inti Grace, kemudian ia mempercepat kocokan jarinya di dalam sana. Tidak lama kemudian kedua Kaki Grace menegang, dengan kedua tangan meremas rambut Gevano menandakan akan ada sesuatu yang akan meledak di dalam sana. "Aahhhh .... Ahhh ..." Grace menyemburkan cairan bening dengan sangat, namun Gevano tidak tinggal diam, dia langsung menunduk dan menjulurkan lidahnya menerima derasnya cairan bening tersebut. Cairan tersebut habis ditelan habis oleh Gevano, ia pun tersenyum senang karena bisa membuat istrinya melakukan pelepasan hanya dengan dua jari. Stevan menaikan tubuhnya, lalu menetap lekat wajah Grace yang masih memejamkan mata menikmati pelepasannya. "Bagaimana sayang, Nikmat?" Tanya Gevano. Ia pun tersenyum miring. Grace hanya menganggukan kepalanya, karena ia masih mengatur napasnya yang ngos-ngosan akibat ulah Gevano. "Sekarang kita masuk ke dalam permainan, inti sayang" Ucap Gevano, kemudian ia melebarkan paha Grace dengan kakinya. "Ahhhh Sayang Mmmmm" ... Desahan keluar dari bibir Gevano, kala kejantannanya terasa di jepit dan dipijat di bawah sana. Ia menekankan lebih dalam sehingga batang besar tersebut terbenam penuh didalam inti Grace. "Ahhhh ... terlalu dalam mas .. Ahhh" Desah Grace, ia merasakan batang Gevano hampir sampai keadalam perutnya. "Bagaimana sayang? Apa kamu suka?" Goda Gevano, membuat muka Grace merah merona. Grace tidak menjawab, ia malah menyembunyikan wajahnya di d**a bidang Gevano. Gevano pun mencubit gemas pipi merah Grace, lalu menlanjutkan aksinya dengan menggoyangkan pinggulnya secara perlahan. "Aaahh ... Ahhh.. f**k, kenapa kau nikmat sekali Grace!" Racau Gevano sambil merem melek. Sungguh gila rasanya menikmati penyatuan dengan Istri kecilnya. Hujaman, hentakkan selalu di lakukan oleh Gevano, desahan sahut menyahut mereka berdua pun memenuhi kamar Gevano. Tidak terhitung sudah berapa kali Grace melakukan pelasan, begitupun dengan Gevano juga sudah beberapa kali menyemburkan lahar hangatnya kedalam rahim Grace. Kegiatan mereka berhenti ketika subuh menjelang. Dan tubuh merekapun sama-sama terkapar lemas di atas ranjang tersebut. Ranjang tidur yang tadinya rapi sekarang sudah tidak berbentuk, sisa-sia penyatuan mereka bercecer di atas seprai. *** Pagi harinya Grace terbangun karena cahaya matahari mulai masuk melalui celah-celah jendela kaca kamar tersebut. Gadis itu membuka matanya secara perlahan, ia mulai membiasakan matanya dengan kilauan cahaya. Grace meraba-rqba tempat tidurnya namun tidak mendapati suami kontraknya di sana. Ia pun menoleh kesamping dan benar saja Gevano sudah tidak ada lagi disana. Ia pun tidak tahu entah jam berapa suaminya itu bangun dan meninggalkam dirinya. "Aww ... Masih sakit ternyata!" Rintih Grace yang merasakan ngilu pada area intinya. Dengan susah payah Grace bangkit dari tempat tidurnya lalu berjalan menuju kamar mandi. Setibanya di kamar mandi ia mengguyur tubuh dengan shower, lalu menyabuni hingga bersih, setelah itu barulah dia membersihkan membali tubuhnya dan keluar dari kamar mandi tersebut. Grace berjalan menuju kamarnya, kemudian membuka lemari untuk memilih baju yang pantas untuk ia melamar pekerjaan. Ya, rencananya ia akan mencari kerja hari ini, Grace masih ingat perkataanya bahwa ia tidak perlu di beri nafkah lahir. Bagaimanapun uang tiga tagus juta yang ia terima sebagai mahar atau lebih tepatnya harga dirinya sangatlah banyak. "Pokoknya hari ini aku harus mendapatkan pekerjaan, kalau tidak bagaimana caranya membiayai ibu dan sekolah adikku?" Ucap Grace. Dan rasanya tidak pantas jika ia meminta uang bulanan kepada Gevano, mengingat bahwa sebenarnya ia tidak lebih dari wanita malam yang menjajakan dirinya kepada pria yang membutuhkan. Hanya saja terikat pernikahan siri sebagai formalitas agar tidak terjebak zina dalam waktu yang lama. Grace pun menatap jijik dirinya di depan cermin, apalagi jika mengingat bagaimana ia memdesah menikmati dan melayani Gevano di atas ranjang. "Dasar w************n, kamu wanita j4lang Grace!" Umpatnya memaki dirinya sendiri. Tanpa sadar ia menitikan air matanya. lalu detik kemudian Grace pun berusaha tersenyum dalam tangisnya. "Hancur! Tidak ada lagi yang dapat kamu banggakan Grace! Setelah kontrak ini selesai, tidak akan ada laki-laki yang mau dengan wanita kotor sepertimu" Ucap Grace, ia masih saja mencela dirinya sendiri . Grace menghapus air matanya, dan mulai merias dirinya agar terlihat lebih segar, dan menutupi beberapa bekas kissmark di bagian lehernya. Setelah selesai ia keluar dari rumah tersebut dengan berjalan kaki dan membawa beberapa berkas di tangannya. Berharap hari ini keberuntungan berada di pihakknya. *** Pagi ini Gevano sedang melakukan meeting dengan beberapa kliennya dari luar negeri. Ia berencana akan mendirikan sebuah mega Mall yang sangat mewah di kota tersebut. Sedangkan asistenya Jaka sedang kalang kabut melakukan semua perintah Bos nya dan melakukan dua pekerjaan sekaligus, itu karena posisi sekretaris masih kosong. Beberapa kali ia mengeluarkan kata umpatan karena Gevano seenak jidat menyuruhnya ini dan itu. "Dasar Bos kurang ajar, seenaknya saja dikasih pekerjaan yang bukan pekerjaanku! Sedangkan pekerjaanku saja keteteran ditambah lagi dengan pekerjaan sekretaris, emangnya gw amoeba yang bisa membelah diri" Umpatnya dengan melayangkan pukulan ke udara. *** Grace tiba dilobby sebuah perusahaan terbesar dikota ini, gadis itu akan mencoba peruntungan disini dengan bekal ijazah sekolah menengahnya yang dimilikinya. "Selamat pagi, Bu! Apakah di perusahan ini membuka lowongan Office Girls?" Tanya Grace kepada respsionis dengan wajah punuh harap. Resepsionis tersebut nampak berpikir sebentar, lalu memanggil temannya dan menanyakan lowongan pekerjaan. "Ikuti saja dia, mbak!" Ucap resepsionis itu ke pada Grace sambil menunjuk temannya. Dengan senang hati Grace mengikuti wanita tersebut hingga ke bagian HRD. Sesampai nya disana Grace menyerahkan beberapa dokumen persyaratan dan orang bagian HRD itu menyuruh gadis itu untuk menunggu. Di didalam ruangan CEO, Jaka menerima telepon untuk menyetujui penerimaan karyawan baru. Sebenarnya ini adalah tugas CEO, namun karena CEO sedang tidak di tempat makan Jakalah yang mengambil alih tanggung jawabnya. Jaka pun menyuruh staf disana mengablntarkan calon karyawan baru ke ruangannya. Sepuluh menit kemudian, Tok tok tok! "Masuk!" Seru Jaka dari dalam. Seorang perempuan cantik masuk bersama karyawan perusahan tersebut. Jaka yang tadinya nampak fokus dengan laptopnya mendongakan kepalanya. Namun detik kemudian ia membelalakan matanya dan rahangnya pun nyaris jatuh melihat wanita yang berdiri di depannya. "Apa aku tidak salah lihat??"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN