Salah Paham

1029 Kata
"Kau! Apa yang kau lakukan di perusahaan ku Grace? Astaga..." Dengan cepat Gevano menarik Grace, Kemudian bergegas menutup pintu ruangannya agar tidak ada yang melihat mereka. Grace hanya pasrah saat Gevano menariknya tanganya dengan sedikit kasar. Ia sama sekali tidak protes, Netranya memperhatikan Gevano yang panik seperti orang kebaran jenggot. "Dasar lebay!" Umpat Garce dalam hati. Menurutnya reaksi yang di berikan Gevano barusan sangatlah berlebihan, padahal hanya ada mereka berdua di ruangan ini, tapi sikap Gevano seperti maling yang tertangkap basah. Setelah menutup pintu dan memastikan tidak ada orang yang melihatnya, Gevano segera mengunci pintu tersebut dari dalam. Kemudian berjalan menghampiri istrinya rahasianya itu. Gevano duduk di kursi kebanggaanya sedangkan Grace masih berdiri mematung seperti porselen. "Cepat jelaskan pada ku, Grace! Kenapa kamu bisa sampai ke sini? Apa kamu membuntutiku? Iya?" Cercah Gevano menghakimi Grace. Ia berpikir kalau Grace sengaja mengikutinya ke perusahaan. Grace begitu shock atas tuduhan dari Gevano kepadanya, bahkan mulutnya menganga lebar saking terkejutnya. "Apa maksud kamu, Mas? Kamu menuduhku mengikuti mu sampai kesini? Ucap Garce yang tidak terima atas tuduhan tersebut. Kemudian ia terkekeh miris, Grace menatap tajam ke arah Gevano, "Apa kamu tidak lihat bahwa aku sekarang lagi bekerja, Mas? Lantas, atas dasar apa kamu menuduhku?" Sekarang giliran Grace yang bertanya kepada Gevano. "Alah, kamu tidak usah mengelak! Sudah jelas kamu berada di sini sekarang," Ujar Gevano cepat. "Apa kamu tidak waras, Ha? Sampai-sampai kamu menggali informasi tentang pekerjaan dan perusahaanku?" Tuduh Gevano dengan geram atas tindakan Grace yang tidak masuk akal menurutnya. "Kamu benar-benar tidak tahu diri!" Maki Gevano dengan lantang, ia bahkan menatap Grace dengan tatapan tidak suka. Menerutnya wanita ini terlalu berani untuk datang menemuinya ke perusahaan. Grace sangat sakit hati mendengar hinaan yang keluar dari mulut Gevano, semua makian gevano telah melukai harga dirinya sebagai perempuan. Namun sebisa mungkin ia tahan, bagaimana pun pria ini telah menyelamatkan hidup keluarganya. "Seburuk itukah aku di mata kamu, Mas? Sehingga sejauh itu kamu menilai tentang ku? Ucap Grace menahan sesak di di dadanya. Sadar akan air matanya yang menetes, Grace segera memalingkan wajahnya lalu menghapus air matanya. "Aku berani bersumpah demi apa pun, Bahwa aku memang hanya ingin melamar pekerjaan di sini, dan tidak pernah terbesit di pikiranku untuk melakukan hal buruk kepada kamu, Mas! Secuil pun tidak pernah terlintas di dalam kepalaku tentang apa yang kamu tuduhkan itu" Grace menekankan setiap kata-katanya dengan tegas. "Jika sedari awal aku mengetahui bahwa perusahaan ini adalah milikmu, sudah pasti aku tidak akan melemar pekerjaan di sini, Mas!" Ucap Grace panjang lebar. Ia sungguh kecewa atas sikap Gevano, entah kenapa menurutnya Gevano memiliki kepribadian ganda. Sebelumnya ia begitu baik kepadanya, tapi sekarang sikap Gevano berbanding terbalik tidak seramah biasanya. Grace memungut dokumen yang tidak sengaja ia jatuhkan tadi, kemudian ia letakkan ke atas meja dengan wajah tanpa ekspresi. Selanjutnya, ia menarik ID card karyawannya dan menaruhnya di depan Gevano. "Mas tenang saja, hari ini juga aku akan menyerahkan surat pengunduran diriku secepatnya!" Ucap Grace tanpa memandang lawan bicaranya, ia sudah terlanjur kecewa pada pria yang berstatus suaminya itu. Bukankah dia sendiri yang mengatakan kalau di luar mereka tidak saling kenal, tapi kenapa malah dia sendiri yang mengingkari itu?. Setelah mengatakan itu Grace segera keluar dari ruangan tersebut dengan mata yang berkaca-kaca. Ia pun berlari menuju toilet, setibanya di toliet ia menumpahkan air matanya yang dari tadi ia tahan. Sakit, itulah yang dia rasakan saat ini. Kecewa? Sudah pasti ia kecewa apa lagi dia sudah berharap akan bekerja di perusahaan ini dan mendapatkan gaji yang akan di kirim untuk Ibu dan adiknya. "Bodoh, bodoh, bodoh! Kenapa aku tidak mencari tahu dulu siapa pempimpin perusahaan ini," Ucapnya memaki dirinya sendiri. Beberapa menit kemudian, Grace sudah merasa lega karena sudah menumpahkan segala kesedihannya. "Ah, padahal belum saja di mulai tapi sudah berakhir!" Gumam Grace sambil tersenyum miris. Kemudian ia menghidupkan air keran dan membasuh wajahnya. Grace bergidik ngeri memandangi wajahnya sendiri, Mata sembab dan hidung mancungnya yang sudah memerah, Ia pun mengeluarkan segala alat make up nya dan mulai menata kembali penampaliannya agar tidak terlihat angker. Setelah selesai, Grace pun keluar dan ia sudah berencana akan menyerahkan surat pengunduran dirinya hari ini juga. ** Sementara di ruang Presdir, Gevano sedang memikirkan kembali perkataanya, ia rasa tidak ada yang salah dengan ucapanya, untuk itu ia kembali melanjutkan pekerjaanya yang sempat tertunda. Tidak lama kemudian Jack masuk tanpa rasa bersalah dan tanpa curiga sedikit pun. "Apa dokumennya sudah di tanda tangan, pak?" Tanya Jack, ia pikir tumpukan dokumen tersebut sudah selesai di kerjakan oleh Grace. Gevano menghentikan kegiatannya dan menutup laptopnya. Kemudian menatap tajam ke arah Jaka dengan tatapan yang membunuh, sedangkan Jaka yang di tatap seperti itu menelan salivanya susah payah. "Apa kau tau kalau Grace melamar pekerjaan sebagai sekretarisku? Tanya Gevano dengan sinis, "Lancang sekali dia! mentang-mentang aku baik kepadanya bukan berarti dia seenaknya memanfaatkan kebaikan ku! Apa dia tidak berfikir bagaimana jika orang lain tahu tentang statusnya? mem uat kepala ku pusing saja!" Ucap Gevano yang masih salah paham terhadap Grace. Jaka sangat terejut mendengar perkataan atasannya itu sendiri tidak menduga kalau Gevano akan semarah ini, ia pikir Gevano akan merasa senang dengan kehadiran Grace sebagai sekretarisnya, apalagi Grace adalah istrinya sendiri. "Kalau boleh saya tau Nona Gracenya kemana, Pak?" Tanya Jaka yang sangat penasaran. "Sudah pergi!" Jawab Gevano acuh tak acuh. "A-apa? Pe-pergi? Pergi kemana, Pak?" Tanyanya lagi masih dengan keterkejutannya. "Kau terlalu berisik, Jak! Dia sudah mengundurkan diri," Jawab Jaka tegas. Jaka benar-benar shock atas kenyataan tersebut, ia merasa bersalah kepada Grace karena sudah membuat Gevano salah paham terhadap wanita tersebut. "Astaga, apa yang Anda lalukan, Pak! Aduuh ... Bagaimana ini?" Ucap Jaka dengan panik. Ia takut Grace akan marah dan kecewa kepadanya. Jaka beberapa kali menepuk jidatnya sendiri. "JAKA!" Teriak Gevano yang mulai jengah pada Jaka yang seperti orang gila mondar mandir. "Sebelumnya saya minta maaf, Pak! Sebenarnya Nona Grace tidak tahu apa-apa soal dia di jadikan sekretaris Anda!" "Apa maksud kamu?" Sergah Gevano cepat. Mata elangnya menatap Jaka dengan tajam. "Hemm, sebenarnya Nona Grace memang ke perusahaan ini untuk melamar pekerjaan, Pak. Tapi bukan sebagai sekretaris melainkan sebagi office girl. Saya sendirilah yang menempatkan Nona Grace sebagai sekretaris anda," Ujar Jaka menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. "APA YANG KAMU LAKUKAN JAKAAA!!!" Terikak Gevano frustasi..
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN