“Aku ini bukannya pemalas. Kamunya saja yang bertamunya kepagian! Sungguh sopan sekali!” Bisik Clara dengan suara tertahan, karena tidak mau kedua temanya mendengar. Tabah menjauh dari Clara berjalan keluar dari dapur, tetapi sebelumnya ia mengingatkan Clara untuk tidak datang terlambat. Hari ini mereka akan menjalani hari yang berat. Setelah Tabah tidak terlihat lag Clara duduk di kursi yang kosong. Dilihatnya Rini, dengan kening berkerut. “Kenapa Pak Tabah bisa berada di sini?” Tanya Clara. Rini menghentikan gerakan tangannya yang sedang menyendok makanan. “Aku saja terkejut, ketika melihat Pak Tabah berdiri di depan pintu rumah. Meskipun demikian, aku tahu siapa yang ingin dilihat pak Tabah!” Mengetahui siapa yang dimaksud Rini, Clara memanyunkan bibirnya. “Pak Tabah itu lebih baik