“Astaga, kau ini sedang cemburu denganku, bukan? Kau sebenarnya menyukai Clara!” ucap Rudi. Dengan mata yang menyala, karena diliputi amarah dan rahang yang mengeras. Tabah tidak menyahut apa yang dikatakan Rud. Ia membalikkan badan keluar dari ruangan itu, begitu saja. Clara mengiringi dengan tatapan mata dalam hati ia merasa kecewa, karena Tabah tidak menjawab pertanyaan Rudi. ‘Mengapa juga aku berharap Tabah akan megatakan, kalau dirinya menyukaiku? Sudah tentu ia lebih menyukai wanita lain. Ia hanya menganggap diriku sebagai permainan saja!’ batin Clara. “Apakah kita akan tetap lanjut makan? Ataukah selera makanmu menjadi hilang, karena Tabah?” Tanya Rudi menyadarkan Clara dari lamunannya. Clara melihat Rudi, ia mengatakan dirinya sama sekali tidak terpengaruh. Namun, perutnya yan