Ibu mas Haikal lalu memperlihatkan pesan tersebut pada suaminya dan padaku secara bergantian. Ayah mas Haikal bergeming ketika membaca pesan tersebut. Pria paruh baya itu tak memberikan reaksi apa pun. Beliau justru asyik bermain dengan cucunya. “Coba aku lihat pesannya itu,” pinta mas Haikal tiba-tiba. Dia dari tadi hanya bisa melihat ekspresi kami dari atas ranjang perawatan. Ibu mas Haikal memberikan ponselnya padaku, agar aku menyerahkannya pada mas Haikal. “Ini, Mas,” kataku setelah ponsel tersebut ada di tanganku. Mas Haikal menatap kedua video itu satu persatu. Berulang kali aku melihat dirinya menarik napas panjang, setelah melihat video tersebut. Begitu juga setelah dirinya membaca pesan dari bu Retno. “Aku sudah memaafkan mereka, tapi proses hukum terhadap Melvin harus te