Mak Comblang

1087 Kata

Aku menatap suamiku seraya berkata, “Ridwan kan duda, Mas. Kalau dipasangkan dengan janda, kayaknya cocok deh. Siska kan sekarang janda.” Mas Haikal yang sedang memangku Pasya, menoleh ke arahku. Sementara Pak Ujang yang sedang fokus menyetir mobil, tiba-tiba saja menatap kami melalui kaca spion tengah. Sepertinya kalimat yang aku ucapkan tadi mengagetkan kedua pria itu. “Terus, kamu mau jadi mak comblang, begitu?” tebak Mas Haikal yang membuatku mengangguk. “Barangkali saja mereka berjodoh. Membuat orang bahagia bisa mendapat pahala kan, Mas.” Aku berkata dengan senyuman. Mas Haikal terkekeh mendengar penuturanku. Dia mengusap lembut punggung tanganku yang ada di atas pahanya. “Apa kamu sudah punya rencana?” tanyanya yang mulai penasaran. “Sudah.” “Apa itu?” “Tentunya butuh kerja

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN